Assesment
and initial management of the trauma patient
⏩ Trauma (A, B, C)
1.
Airway (jalur napas)
Kaji jalan nafas pasien
(tersumbat / tidak)
Jika tersumbat lihat
karna apa :
a.
Benda
Asing
Eg : Lidah jatuh
kebelakang (bunyi nafasnya Snoring
(ngorok) cara membantunya beri Head tilt
dan chin lift (kalau tidak trauma) Jika
trauma lakukan jaw thrust
b. Jika ada secret / darah lakukan section dgn cara < 15 detik berhenti dulu baru lakukan section kembali. Jika tersumbat total lakukan cumbling (peluk dari belakang) untuk pasien kurus (eg : tersumbat bakso (abdominal cumbling))
b. Jika ada secret / darah lakukan section dgn cara < 15 detik berhenti dulu baru lakukan section kembali. Jika tersumbat total lakukan cumbling (peluk dari belakang) untuk pasien kurus (eg : tersumbat bakso (abdominal cumbling))
Nasopharingeal tube : (eg : pada
pasien madibula (patah tulang rahang) suara nafas snoring (ngorok), untuk itu
perlu dipasang Nasopharingeal tube yg tidak merangsang muntah pada pasien,
dipasang 7 mm jari kelingking + kan jelly terlebih dahulu.
lihat jalan nafasnya si pasien !
Heimlich abdominal crush (pasien tidak sadar)
2.
Breath
(pernapasan)
lihat, dengar, rasakan
lihat, dengar, rasakan
Prinsip : pernafasan normal 10-30 x/i
: > 30 x/i sesak (berikan O2)
Menilai
pernapasan:
a.
Inspeksi (lihat): Frekuensi, pola nafas, simetris atau tidak, penggunaan otot
bantu pernapasan, Bendungan vena leher, sianosis. Pada traum aperiksa adanya
luka tusuk, fleil chest, luka pada dada, jejas.
b.
Auskultasi (DENGAR): keluhan penderita, suara nafas, adakah suara tambahan
nafas (rhonki?, whezing?), dengarkan adanya suara usus di dada, suara jantung.
c.
Palpasi (Rasakan): nyeri tekan, krepitasi, emfisema subkutis, pergeseran
letak trakea
Perkusi: Sonor, redup, hipersonor.
Perkusi: Sonor, redup, hipersonor.
Pola
nafas (breathing) lihat dia bernafas /
tidak
Jika
tidak diagnosanya : gangguan nafas
kurang efektif
3. Circulation
(sirkulasi)
lihat nadi nya berapa :
lihat nadi nya berapa :
Nadi normal : 60-90 x/i
Cek nadinya
teraba / tidak
Jika nadi
teraba (cepat / halus)
Jika nadi Tidak
teraba (gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit)
4. Disability
(kesadaran )
1.
Composmentis
yaitu kondisi seseorang yang sadar
sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya dan dapat
menjawab pertanyaan yang ditanyakan pemeriksa dengan baik. Apatis, yaitu
kondisi seseorang yang tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya.
2.
Delirium, yaitu kondisi seseorang
yang mengalami kekacauan gerakan, siklus tidur bangun yang terganggu dan tampak
gaduh gelisah, kacau, disorientasi serta meronta-ronta.
3.
Somnolen yaitu kondisi seseorang
yang mengantuk namun masih dapat sadar bila dirangsang, tetapi bila rangsang
berhenti akan tertidur kembali.
4.
Sopor, yaitu kondisi seseorang yang
mengantuk yang dalam, namun masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat,
misalnya rangsang nyeri, tetapi tidak terbangun sempurna dan tidak dapat
menjawab pertanyaan dengan baik.
5.
Semi-coma yaitu penurunan kesadaran yang tidak
memberikan respons terhadap pertanyaan, tidak dapat dibangunkan sama sekali,
respons terhadap rangsang nyeri hanya sedikit, tetapi refleks kornea dan pupil
masih baik.
6.
coma, yaitu penurunan kesadaran yang
sangat dalam, memberikan respons terhadap pertanyaan, tidak ada gerakan, dan
tidak ada respons terhadap rangsang nyeri.
GCS (Glasgow Coma Scale)
Terdiri dari :
Eye : membuka
mata
Verbal : pembicaraan
Motorik : dan gerakan
Hasil pemeriksaan tersebut
dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 sampai 6 tergantung
respon yang diberikan. Ketiga jenis respon tersebut kemudian dinilai dan
dicatat pada grafik yang sesuai dan skor keseluruhan dibuat dengan menjumlahkan
nilai ketiganya. Namun pada praktiknya terdapat perbedaan antara hasil
pemeriksaan GCS pada orang dewasa dan pemeriksaan GCS pada bayi karena terdapat
perbedaan respon antara orang dewasa dan bayi pada saat mereka menerima
rangsangan.
Nilai Tingkat Kesadaran GCS orang Dewasa Berikut nilai acuan dalam penilaian GCS pada orang
dewasa:
Eye (respon membuka mata) :
(4) : spontan atau membuka mata dengan
sendirinya tanpa dirangsang.
(3) : dengan rangsang suara (dilakukan dengan
menyuruh pasien untuk membuka mata).
(2) : dengan rangsang nyeri (memberikan
rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari).
(1) : tidak ada respon meskipun sudah
dirangsang.
Verbal (respon verbal atau ucapan) :
(5) : orientasi baik, bicaranya
jelas.
(4) : bingung, berbicara mengacau
(berulang-ulang), disorientasi tempat dan waktu.
(3) : mengucapkan kata-kata yang tidak jelas.
(2) : suara tanpa arti (mengerang)
(1) : tidak ada respon
Motorik
(Gerakan) :
(6) : mengikuti perintah pemeriksa
(5) : melokalisir nyeri, menjangkau dan
menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri.
(4) : withdraws, menghindar atau
menarik tubuh untuk menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri.
(3) : flexi abnormal, salah satu
tangan atau keduanya menekuk saat diberi rangsang nyeri.
(2) : extensi abnormal, salah satu
tangan atau keduanya bergerak lurus (ekstensi) di sisi tubuh saat diberi
rangsang nyeri.
(1) : tidak ada respon
Nilai Tingkat Kesadaran GCS pada Bayi dan Anak:
Eye (respon
membuka mata) :
(4) : spontan
(3) : membuka mata saat diperintah atau
mendengar suara
(2) : membuka mata saat ada rangsangan nyeri
(1) : tidak ada respon
Verbal
(respon verbal) :
(5) : berbicara mengoceh seperti biasa
(4) : menangis lemah
(3) : menangis karena diberi rangsangan nyeri
(2) : merintih karena diberi
rangsangan nyeri
(1) : tidak ada respon
Motorik (Gerakan) :
(6) : bergerak spontan
(5) : menarik anggota gerak karena sentuhan
(4) : menarik anggota gerak karena rangsangan
nyeri
(3) : fleksi abnormal
(2) : ekstensi abnormal
(1) : tidak ada respon
Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran
berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E-V-M dan selanjutnya nilai GCS tersebut
dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi atau GCS normal adalah 15 yaitu E4V5M6 ,
sedangkan yang terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.
Berikut beberapa penilaian GCS dan
interpretasinya terhadap tingkat kesadaran :
Nilai GCS (15-14) : Composmentis
Nilai GCS (13-12) : Apatis
Nilai GCS (11-10) : Delirium
Nilai GCS (9-7) : Somnolen
Nilai GCS (6-5) : Sopor
Nilai GCS (4) : semi-coma
Nilai GCS (3) : Coma
Beberapa kondisi yang membuat
seseorang menurun tingkat kesadarannya, seperti stroke, stroke ringan, cedera
kepala, pendarahan otak, dan lain-lain.
Eksposure
1.
Buka pakaian
penderita, guna memeriksa dan evaluasi penderita. Pakaikan selimut hangat (untuk mencegah hipotermi), ruangan cukup hangat dan diberikan cairan IV yang sudah dihangatkan.
2.
Jaga suhu tubuh
penderita
Permasalahan
di eksposure :
a.
Penderita datang
ke IGD biasanya sudah dalam keadaan hipotermia, dan kemungkinan diperberat
dengan resusitasi cairan dan darah.
Atasi : dengan kontrol perdarahan dengan cepat ; usaha menjaga suhu tubuh
penderita
Hal lain yang dapat dilakukan oleh seorang perawat gawat darurat dalam primary
survey selain yang telah dijelaskan adalah :
1) Monitor Elektro Cardiografi
2) Kolaborasi pemasangan kateter
urin dan Naso Gastric Tube
3) Monitor analisa gas darah
4) Monitor tekanan darah
5) Pulse oximetri untuk mengukur saturasi oksigen
b.
Pasang kateter bila perlu (untuk balance cairan)
Pasien yg tidak boleh pakai kateter
(kontrandikasi kateteterisasi)
1.
Prostatitis akut
2.
Kecurigaan trauma uretra
·
Pasien dgn cidera kepala (Gastric Tube)
(NGT)
a.
Mencegah aspirasi lambung
b.
Mengurangi disensi lambung
c.
Mengurangi muntah
a)
Otore : darah / cairan dari hidung
b)
Minore : darah / cairan dari telinga
Jika terjadi otore dan minore : istirahatkan 2 jam di IGD
tidak boleh makan, lakukan scane
c.
Heart
monitor
Untuk pasien jantung harus
disediakan alat monitor
d.
Reevaluasi
(cek kembali)
⏩ Di kgd (trauma eg : cidera kepala & diabetes mellitus)
+ 5 menit bisa mengalami kematian otak karena otak bersifat irrefersible (RJP)
RJP – 5 menit harus diatasi dengan perfusi
⏩ Saat kecelakaan
Usahakan menyelamatkan tulang servikalnya
(imobilisasi) karena itu merupakan pusat pernafasan
Di KGD
1. Nilai aman
/ tidak aman tempat lokasi
Amankan sipenolong dulu baru sipasien (safety pasien)
Aman bagi sikorban (eg : jika pasien kecelakaan ketepikan dia terlebih
dahulu)
2. Cek respon
Kesadarannya apa?
Kalau kesarannya kurang beri rangsangan eg: dengan nyeri
3. Primary
4. Secondary
survey
a. Observasi
vital sign / TTV
b. Head to
toe examination / pemeriksaan fisik (batuk, tumor, luka sakit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar