FAKTOR
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI PADA ANAK
DISUSUN OLEH
:
HENDIKA SAFITRI
PROGRAM
STUDI KEPERAWATAN
STIKes ALIFAH
PADANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis sampaikan kehadiran Tuhan Yang
Maha Pemurah, karena berkat
kemurahannya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam
makalah ini kami penulis membahas “
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI PADA ANAK “
Alhamdulillah
makalah ini telah selesai, mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Penulis mengucapkan terimakasih kepada selaku dosen pembimbing.
Menyadari keterbatasan penulis dalam penulisan makalah ini penulis berharap
kritik dan saran yang membangun . Dan akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
Padang,
17 Maret 2016
Kelompok
IV
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………….............................…..............i
DaftarIsi……………………………………………….............................……….................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang................................................................................................................1
2. Rumusan
Masalah ..........................................................................................................2
3. Tujuan
..............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian komunikasi pada anak..................................................................................3
B.
Komponen dalam komunikasi pada anak......................................................................3
C.
Sikap dalam komunikasi pada anak...............................................................................5
D.
Sikap dalam komunikasi terapeutik
pada anak.............................................................6
E.
Cara komunikasi dengan anak........................................................................................7
F.
Tahapan dalam komunikasi dengan anak......................................................................9
G.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi dengan anak....................................11
H.
Implikasi komunikasi dalam
keperawatan....................................................................13
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan
.......................................................................................................................14
B. Saran
.................................................................................................................................14
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam tindakan keperawatan faktor komunikasi yang baik
antara perawat dengan kliennya sangat mempengaruhi keberhasilan tindakan
keperawatan. Komunikasi merupakan bagian penting dalam membangun kepercayaan
diri kita dengan klien. Tetapi untuk mewujudkan komunikasi yang baik dengan
klien tidaklah mudah, apalagi dengan klien anak.
Menurut Hewitt ( 1981 ), tujuan penggunaan proses
komunikasi secara spesifik, yaitu, mempelajari atau mengajarkan sesuatu,
mempengaruhi perilaku seseorang, mengungkapkan perasaan, menjelaskan perilaku
sendiri atau perilaku orang lain, berhubungan dengan orang lain, menjelaskan
sebuah masalah, mencapai sebuah tujuan, menurunkan ketegangan dan menyelesaikan
konflik, menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain. Dengan ini
sangatlah penting seorang perawat untuk dapat melakukan komunikasi secara
efektif. Peran perawat dalam melakukan komunikasi pada anak adalah hubungan
yang terapeutik antara perawat dan klien akan merupakan pengalaman belajar dan
juga merupakan pengalaman koreksi terhadap emosi klien.
Disini perawat sebagai tim pelaksana dalam melakukan
penyusunan asuhan keperawatan secara terapeutik, seperti realisasi diri,
penerimaan diri, peningkatan penghormatan diri, kemempuan membina hubungan
interpersonal yang tidak superfisial dan saling bergantung dengan orang lain,
peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai
tujuan yang realistis, asaidentitas personal yang jelas dan peningkatan
integritas diri. Melalui komunikasi akan terjalin rasa percaya, rasa kasih
sayang, dan selanjutnya anak akan memiliki suatu penghargaan pada dirinya.
Dalam tinjauan ilmu keperawatan anak, anak merupakan seseorang membutuhkan
suatu perhatian dan kasih sayang, sebagai kebutuhan khusus anak yang dapat
dipenuhi dengan cara komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal yang dapat
menumbuhkan kepercayaan pada anak sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di
dapatlah rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian komunikasi pada
anak?
2. Bagaimana komponen komunikasi
pada anak?
3. Bagaimana sikap komunikasi pada
anak?
4. Bagaimana sikap dalam komunikasi
terapeutik pada anak?
5. Bagaimana cara komunikasi dengan
anak?
6. Bagaimana tahapan dalam
komunikasi dengan anak?
7. Apa faktor-faktor yang
mempengaruhi komunikasi dengan anak?
8. Bagaimana implikasi komunikasi
dalam keperawatan?
C. Tujuan
Dari
rumusan masalah di atas, didapatlah rumusan masalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian komunikasi
pada anak.
2. Mengetahui komponen dalam
komunikasi pada anak.
3. Mengetahui sikap dalam komunikasi
pada anak.
4. Mengetahui sikap dalam komunikasi
terapeutik pada anak.
5. Mengetahui cara komunikasi dengan
anak.
6. Mengetahui tahapan dalam
komunikasi dengan anak.
7. Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi komunikasi dengan anak.
8. Mengetahui implikasi komunikasi
dalam keperawatan.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pengertian komunikasi pada anak
Komunikasi pada anak merupakan bagian
penting dalam membangun kepercayaan diri kiita dengan anak. Melalui komunikasi
akan terjalin rasa percaya, rasa kasih sayang, dan selanjutnya anak akan merasa
memiliki suatu penghargaan pada dirinya. Banyak ahli komunikasi memberikan pengertian
tentang komunikasi seperti komunikasi merupak pengiriman atau tukar menukar
informasi, ide atau lainnya yang dapat memberikan suatu pengetahuan tentang ide
atau informasi yang disampaikan. Melalui pengertian tersebut terdapat istilah
pertukaran informasi yang berarti dalam komunikasi melibatkan lebih dari satu
orang dalam menyampaikan onformasi, atau ide yang ada. Kemudian dalam praktik
keperawatan istilah komunikasi sering digunakan pada aspek pemberian terapi
pada klien, sehingga istilah komunikasi banyak dikaitkan dengan istilah
terapeutik atau dikenal dengan nama komunikasi terapeutik yang menurut Stuart
dan Sundeen tahun 1987 merupakan suatu cara untuk membina hubungan yang
terapeutik yang diperlukan untuk pertukaran informasi dan perasaan, yang dapat
mempengaruhi perilaku orang lain, mengingat keberhasilan tindakan keperawatan
tergantung kepada proses komunikasi.
Sedangkan secara umum komunikasi anak merupakan
proses pertukaran informasi yang disampaikan oleh anak kepada orang lain dengan
harapan orang yang diajak dalam pertukaran informasi tersebut mampu memenuhi
kebutuhannya. Dalam tinjauan ilmu keperawatan anak, anak merupakan seseorang
yang membutuhkan suatu perhatian dan kasih sayang, sebagai kebutuhan khusus
anak yang dapat dipenuhi dengan cara komunikasi baik secara verbal maupun
nonverbal yang dapat menumbuhkan kepercayaan pada anak sehingga tujuan
komunikasi dapat tercapai.
B. Komponen dalam Komunikasi
Komunikasi
dapat terjadi bila prosesnya dapat berjalan dengan baik. Proses komunikasi yang
dimaksud di sini adalah pengirim pesan, penerus pesan, pesan itu sendiri, media
dan umpan balik. Proses tersebut merupakan suatu komponen dalam komunikasi yang
satu dengan yang lainnya saling berhubungan.
Di
antara komponen dalam komunikasi adalah sebagai berikut:
a. Pengirim
Pesan
Pengirim
pesan di sini adalah dapat individu dalam hal ini adalah anak, keluarga atau
kelompok yang melaksanakan komunikasi baik dengan individu (anak) ataupun
kelompok lain. Pengirim pesan dapat juga tempat berasalnya sumber pesan yang
dikomunikasikan. Pengirim pesan di sini adalah seseorang atau sumber pesan yang
memberikan informasi atau ide yang disampaikan. Pada praktik keperawatan
pengiriman pesan komunikasi dapat terjadi antara anak dengan perawat, dokter
atau petugas kesehatan lainnya serta orang tua.
b. Penerima
Pesan
Penerima
pesan merupakan orang yng menerima berita atau lambing dapat berupa klien
(anak), keluarga tau masyarakat. Penerima pesan dalm praktik keperawatan anak adalah
anak itu sendiri dan juga bisa orang tua, mengigat dalam keperawatn anak orang
tua itu termasuk salah satu komponen dalam pemberian asuhan keperawatan dan
terlibat secara langsung.
c. Pesan
Pesan
merupakan berita yang disampaikan oleh pengirim pesan melalui lambing
pembicara, gerakan ataupun sikap. Pesan ini dapat berupa berbagai informasi
tentang masalah kesehatan anak atau informasi-informasi yang membantu
kepercayaan diri anak.
d. Media
Media
merupakan tempat berlakuna lambing saluran yang dapat meliputi suara dan
lambangitu sendiri. Media dalam komunikasi pada anak ini sangat beragam seperti
suara, atau beberapa hal yang dapat memudahkan dalam penerimaan pesan khususnya
pada anak sperti berupa gambar atau permainan secara konkret dan menarik bagi
anak.
e. Umpan
Balik
Umpan
balik merupakan bagian prose komunikasi yang dapat digunakan sebagai alat
pencapaian pesan/informasi yang telah disampaikan. Komponen ini merupakan
evaluasi tercapainya informasi yang disampaikan pada anak, mengingat dalam
komunikasi dengan anak sering menemukan kesulitan dalam proses umpan balik
karena anak merasa ketakutan atau adanya dampak dari hospitalisasi.
C. Sikap dalam Komunikasi
Sikap
dalam komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam membangun efektivitas
dari proses komunikasi, dengan sikap yang baik proses komunikasi dapat berjalan
sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ada. Menurut Egan tahun 1995 dikutip
Kozier dan Erb tahun 1983 menyampaikan sikap komunikasi merupakan sesuatu apa
yang harus dilakukan dalam komunikasi baik secara verbal maupun non verbal yang
dapat meliputi:
a. Sikap
Berhadapan
Berhadapan merupakan bentuk sikap di mana seseorang
langsung bertatap muka atau berhadapan langsung dengan anak (sesorang yang
diajak komunikasi), sikap ini mempunyai arti bahwa komunikator siap untuk
berkomunikasi.
b. Sikap
Mempertahankan Kontak
Mempertahankan kontak mata merupakan kegiatan yang
bertujuan menghargai klien dan mengatakan adanya keinginan untuk
tetap berkomunikasi dengan cara selalu memperhatikan apa yang diinformasikan
atau disampaikan dengan tidak melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan
perhatian dengan lainnya.
c. Sikap
Membunkuk Kearah Pasien
Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi
yang menunjukkan keinginan utuk mengatakan atau mendengar sesuatu dengan cara
membungkuk sedikit kearah pasien. Cara ini dilakukan menjaga komunikasi
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
d. Sikap
Terbuka
Sikap
ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi kaki tidak melipat, tangan
tidak menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi yang dilakukan selama dalam
proses komunikasi, sehingga proses keterbukaan diri dalam komunikasi dapat
dilaksanakan.
e. Sikap
Tetap Relaks
Sikap
tetap relaks merupakan sikap yang menunjukkan adanya keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam member respons pada klien selama komunikasi.
Sikap ini sangat diperlukan sehingga saling memberikan berbagai informasi yang
diharapkan tanpa adanya sebuah paksaan.
Selain
bebrapa sikap yang ada masih ada beberapa sikap non verbal selama komunikasi
yang juga masuk dalam kategori sikap, seperti: 1). Gerakan mata, gerakan mata
ini digunakan dalam memberikan perhatian. Gerakan mata merupakan cara interaksi
yang tepat, mengingat proses pendidikan dan sosialisasi anak dapat terwujud
pada kontak mata. 2). Ekspresi muka, sikap ini termasuk bahasa nonverbal yang
banyak dipengaruhi oleh budaya. Percaya atau tidak dapat dinilai keadaan
ekspresi muka secara tidak disadari. 3). Sentuhan, merupakn cara interaksi yang
mendasar karena dengan sentuhan dapat memperhatikan perasaan menerima dan
menghargai. Ikatan kasih sayang ditentukan oleh pendengaran atau suara.
Sentuhan merupakan elemen penting dalam pembentukan ego, perasaan dan
kemandirian.
Pada
komunikasi dengan anak sentuhan merupakan alat yang sangat penting karena
sebagai alat komunkasi dalam memperlihatkan kehangatan, kasih sayang, yang pada
kemudian hari (dewasa) dapat mengembangkannnya.
D. Sikap Komunikasi Terapeutik
Sikap
komunikasi terapeutik merupakan cara berperilaku seseorang selama dalam
komunikasi yang dapat memberikan dampak terapi psikologis, sehingga
masalah-masalah psikologis anak dapat teratasi. Dalam praktik keperawatan sikap
komunikasi terapeutik itu terdiri dari:
a. Sikap
Kesejatian
Sikap
kesejatian merupakan sikapdalam pengiriman pesan pada anak menunjukkan tentang
gambaran diri kita sebenarnya, sikap yang dimaksud antara lain menghidari membuka
diri yang terlalu dini sampai dengan klien (anak) menunjukkan kesiapan untuk
berespons positif terhadap keterbukaan, sikap kepercayaan yang digunakan untuk
menumbuhkan rasa percaya kita dengan anak dan harus lebih terbuka, sikap
menghindari mebuka diri terlalu dini dalam rangka manipulasi, sikap dengan
memberikan nasihat atau mempengaruhi klien (anak) untuk mendapatkan apa yang
menjadi tujuan kita dalam komunikasi.
b. Sikap
Empati
Sikap
empati merupakan bentuk sikap dengan cara menempatkan diri kita pada posisi
anak dan orang tua. Sikap empati ini dapat ditunjukkan dengan mendengarkan apa
yang disampaikan oleh komunikan dengan maksud dimengerti, mengatakan pada diri
komunikan bahwa kita ingin mendengar apa darinya, menyampaikan respons empati
seperti keakuratan, kehangatan, dan menunjukkan empati secara verbal.
c. Sikap Hormat
Sikap
hormat merupakan sikap yag menunjukkan adanya suatu kepedulian/perhatian, rasa
suka dan menghargai klien. Sikap hormat dalam komunikasi ini dapat ditunjukkan
dengan melihat kearah klien saat berkomunikasi, memberikan perhatian yang tidak
terbagi dalam komunikasi, memelihara kontak mata dalam komunikasi, senyum pada
saat yang tepat, bergerak kearah klien saat komunikasi, menetukan sapaan saat
komunikasi, menentukan sapaan saat komunikasi, melakukan jabatan tangan atau
sentuhan yang lembut dengan izin komunikan.
d. Sikap
Konkret
Sikap
konkret merupakan bentuk sikap dengan menggunakan terminology yang spesifik dan
bukan abstrak pada saat komunikasi dengan klien. Sikap konkret dapat
ditunjukkan dengan menggunakan sesuatu yang nyata seperti menunjukkan pada hal
yang nyata, melalui orang ketiga dalam hal ini adalah orang tua dan dapat
menggunakan alat bantu seperti gambar, mainan, dan lain-lain.
E. Cara
Komunikasi dengan Anak
komunikasi
dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan denagan anak,
melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data
yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah
keperawatan atau tindakan keperawatan.
Beberapa
cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak, antara lain :
1. Melalui
Orang Lain atau Pihak Ketiga
Cara
berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan
diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan
orang tua secara langsung yang sedang berada di samping. Selain itu dapat
digunakan dengan mengomentari tentang mainan, baju yang sedang dipakainya serta
lainnya, dengan catatan tidak langsung pada pokok pembicaraan.
2. Bercerita
Melalui
cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima,
mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan
hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang dapat diekspresikan
melalui tulisan maupun gambar.
3.
Menfasilitasi
menfasilitasi
anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi anak atau respon
anak terhadap pesan dapat diterima. Dalam menfasilitasi kita harus mampu
mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan, tetapi anak harus diberikan
respon terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh
perhatian dan jangan merefleksikan ungkapan negatif yang menunjukkan kesan yang
jelek pada anak.
4.
Biblioterapi
Melalui
pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan,
dengan menceritakan isi buku atau majalah yang sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan kepada anak.
5. Meminta
untuk Menyebutkan Keinginan
Ungkapan
ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta anak untuk
menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang didapatkan, dan
keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran saat itu.
6. Pilihan
Pro dan Kontra
Penggunaan
teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau mengetahui perasaan
dan pikiran anak, dengan mengajukan pada situasi yang menunjukkan pilihan yang
positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak.
7.
Penggunaan Skala
Penggunaan
skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada anak
seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan
menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
8. Menulis
Melalui
ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau
lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam.
Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis.
9.
Menggambar
Seperti
halnya menulis, menggambarpun juga dapat digunakan untuk mengungkapkan
ekspresinya, perasaan jengkel marah biasanya dapat diungkapkan melalui gambar
dan anak akan mengungkapkannya apabila gambar yang ditulisnya ditanya tentang
maksudnya.
10. Bermain
Bermain
alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini hubungan
interpersonal antara anak, perawat dan orang disekitarnya dapat terjalin, dan
pesan-pesan dapat disampaikan.
F. Tahapan
dalam Komunikasi dengan Anak
Dalam
melakukan komunikasi pada anak terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan
sebelum mengadakan komunikasi secara langsung, tahapan ini sangat meliputi
tahap awal ( pra interaksi ), tahap perkenalan atau orientasi, tahap kerja dan
tahap terakhir yaitu tahap terminasi.
a. Tahap
Prainteraksi
Pada
tahap pra interaksi ini yang harus kita lakukan adalah mengumpulkan data
tentang klien dengan mempelajari status atau bertanya kepada orang tua tentang
masalah atau latar belakang yang ada, mengeksplorasi perasaan, proses ini akan
mengurangi kekurangan dalam saat komunikasi dengan cara mengeksplorasikan
perasaan apa yang ada pada dirinya, membuat rencana pertemuan dengan klien,
proses ini ditunjukkan dengan kapan komunikasi akan dilakukan, dimana dan
rencana apa yang dikomunikasikan serta target dan sasaran yang ada.
b. Tahap
Perkenalan atau Orientasi
Tahap
ini yang dapat kita lakukan adalah memberikan salam dan senyum pada klien,
melakukan validasi (kognitif, psikomotorik, afektif), mencari kebenaran data
yang ada dengan wawancara, mengobservasi atau pemeriksaan ang lain,
memperkenalkan nama kita denga tujuan agar selalu ada yang memperhatikan
terhadap kebutuhannnya, menanyakan nama panggilan kesukaan klien karena akan
mempermudah dalam berkomunikasi dan lebih dekat, menjelaskan tanggung jawab
perawat dan klien, menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, menjelaskan
tujuan, menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan dan
menjelaskan kerahasiaan.
c. Tahap
Kerja
Pada
tahap ini kegiatan yang dapat kia lakukan adalah memberi kesempatan pada klien
untuk bertanya, karena akan memberitahu tentang hal-hal yang kurangdimengerti
dalam komunikasi, menanyakan keluhan utama, memulai kegiatan dengan cara yang
baik dan melakukan kegiatan sesuai dengan rencana.
d. Tahap
Terminasi
Pada
tahap terminasi dalam komunikasi ini kegiatan yang dapat kita lakukan adalah
menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil, memberikan
re-inforcement positif, merencanakan tindak lanjut dengan klien, melakukan
kontrak (waktu, tempat, dan topik) dan mengakhiri wawancara dengan cara yang
baik.
G. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Komunikasi dengan Anak
Dalam
proses komunikasi kemungkinan ada hambatan selama komunikasi, karena selama
proses komunikasi melibatkan beberapa komponen dalam komunikasi dan dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya:
a.
Pendidikan
Pendidikan
merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya yang dapat
digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup. Sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi dan makin bagus pengatahuan yang dimiliki sehingga
penggunaan komunikasi dapat secara efektif akan dapat dilakukannya. Dalam
komunikasi dengan anak atau orang tua juga perlu diperhatikan tingkat
pendidikan khususnya orang tua karena berbagai informasi akan mudah diterima
jika bahasa yang disampaikan sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya.
b.
Pengetahuan
Pengetahuan
merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indra yang dilakukan
seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan. Faktor pengetahuan dalam proses komunikasi dapat diperlihatkan
apabila seseorang pengetahuan cukup, maka informasi yang disampaikan akannjelas
dan mudah diterima oleh penerima kan tetapi apabila pengetahuan kurang maka
akan menghasilkan informasi yang kurang.
c. Sikap
Sikap
dalam komunikasi dapat mempengaruhi proses kemungkinan berjalan efektif atau
tidak, hal tersebut dapat ditunjukkan seseorang yang memiliki sikap kurang baik
akan menyebabkan pendengar kurang percaya terhadap komunikator, demikian
sebaliknya apabila dalam komunikasi menunjukkan sikap yang baik maka
dapat menunjukkan kepercayaan dari penerima pesan atau informasi. Sikap yang
diharapkan dalam komunikasi tersebut seperti terbuka, percaya, empati,
menghargai dan lain-lain, kesemuanya dapat mendukung berhasilnya komunikasi
terapeutik.
d. Usia
Tumbuh Kembang
Faktor
usia ini dapat mempengaruhi proses komunikasi, hal ini dapat ditunjukkan
semakin tinggi usia perkembangan anak kemampuan dalam komunikasi semakin
kompleks dan sempurna yang dapat dilihat perkembangan bahasa anak.
e. Status
Kesehatan Anak
Status
kesehatan sakit dapat berpengaruh dalam komunikasi, hal ini dapat diperlihatkan
ketiak anak sakit atau mengalami gangguan psikologis maka cenderung anak kurang
komunikatif atau sangat pasif, dengan demikian dalam komunikasi membutuhkan
kesiapan secara fisik dan psikologis untuk mencapai komunikasi yang efektif.
f. Sistem
Sosial
Sistem
sosial yang dimaksud di sini adalah budaya yang ada di masyarakat, di mana
setiap daerah memiliki budaya atau cara komunikasi yang berbeda.
Hal tersebut dapat juga mempengaruhi proses komunikasi seperti orang Batak
engan orang Madura ketika berkomunikasi dengan bahasa komunikasi yang berbeda
dan sama-sama tidak memahami bahasa daerah maka akan merasa kesulitan untuk
mencapai tujuan dan komunikasi.
g. Saluran
Saluran
ini merupakan faktor luar yang berpengaruh dalam proses komunikasi seperti intonasi
suara, sikap tubuh dan sebagainya semuanya akna dapat memberikan pengaruh dalam
proses komunikasi, sebagai contoh apabila kita berkomunikasi dengan orang yang
memiliki suara atau intonasi jelas maka sangat mudah kita menerima informasi
ataupun pesan yang disampaikan. Demukian sebaliknya apabila kita berkomunikasi
dengan orang yang memiliki suara yang tidak jelas kita akan
kesulitan menerimapesan atau informasi yang disampaikan.
h.
Lingkungan
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada disekitar area, lingkungan dalam hal komunikasi
yang dimaksud di sini dapat berupa situasi, ataupun lokasi yang ada. Lingkungan
yang baik atau tenang akan memberikan dampak berhasilnya tujuan komunikasi
sedangkan lingkungan yang kurang baik akan memberikan dampak yang kurang. Hal
ini dapat kita contohkan apabila kita berkomunikasi dengan anak pada tempat
yang gaduh misalnya atau tempat yang bising, maka proses komunikasi tidak akan
bisa berjalan dengan baik, kemungkina sulit kita berkomunikasi secara efektif
karena suara yang tidak jelas, sehingga pesan yang akan disampaikan sulit
diterima oleh anak.
H. Implikasi
Komunikasi dalam Keperawatan
Implikasi
komunikasi dalam keperawatan sangat penting bagi perawat mengingat berbagai
pengkajian atau pemeriksaan pada klien dapat dilakukan melalui komunikasi di
antaranya implikasi yang dapat dilakukan adalah:
1. Ajak berbicara lebih
dahulu dengan orang tua sebelum berkomunikasi dengan anak atau mengkaji anak
dengan menjalin hubungan dalam tindakan keperawatan.
2. Lakukan kontak dengan anak
dengan mengawali bercerita atau teknik lain agar anak mau berkomunikasi
3. Berikan
maianan sebelum masuk ke dalam pembicaraan inti.
4. Berikan kesempatan pada anak
untuk memilih tempat pemeriksaan yang diinginkan sambil duduk, berdiri atau
tidur.
5. Lakukan pemeriksaan dari
sederhana ke kompleks, pemeriksaan yang berdampak trauma lakukan diakhir
pemeriksaan.
6. Hindari pemeriksaan yang
menimbulkan ketakutan pada anak dan beri kesempatan untuk memegang alat periksa
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi anak merupakan proses pertukaran informasi
yang disampaikan oleh anak kepada orang lain dengan harapan orang yang diajak
dalam pertukaran informasi tersebut mampu memenuhi kebutuhannya. Terjadinya
komunikasi yang baik antara perawat dan klien (anak) menentukan
keberhasilan tindakan keperawatan. Komunikasi dengan anak berbeda didasarkan
pada usia tumbuh kembang anak. Selain melakukan komunikasi dengan klien (anak)
perawat juga harus menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua anak.
Komunikasi antara perawat dengan klien (anak) tidak lepas dari faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi komunikasi tersebut.
B. Saran
Setelah mempelajari materi ini, pembaca
seharusnya mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh ini di lapangan kerja
nantinya. Selain itu, pembaca harus selalu mereview kembali materi mengenai
keperawatan anak agar mampu memahami klien dengan baik, khususnya anak, dengan
demikian dapat memberikan asuhan keperawatan yang sebaik-baiknya bagi kliennya.
`
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu
Keperawatan anak 1. Salemba Medika: Surabaya.
Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar
Ilmu Keperawatan anak 1. Salemba Medika: Surabaya.
Graeff, AJudith, dkk. 1996 . Komunikasi
dalam kesehatan dan perubahan perilaku. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Hidayat, Aiziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu keperawatan Anak. Buku 1.
jakarta: Salemba
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar