1. 
 | 
  
Latar
  Belakang : 
Nyeri musculoskeletal yaitu nyeri yang
  berasal dari sistem musculoskeletal, yang terdiri dari tulang, sendi dan
  jaringan lunak pendukung yaitu otot, ligamen, tendo dan bursa.  
 | 
  
-      
  Menurut Taslim, 2001 Semakin
  seseorang bertambah usia maka seseorang akan rentan terhadap suatu penyakit
  karena adanya penurunan pada sistem tubuhnya. Lansia cenderung mengalami
  penurunan pada sistem muskuloskeletal. Penurunan pada sistem muskuloskeletal
  ini dapat mempengaruhi mobilitas fisik pada lansia.
 
-      
  Menurut Martono, 2009 Gangguan pada
  muskuloskeletal pada umumnya memberikan gejala atau keluhan nyeri, dari
  tingkat ringan sampai berat. Keluhan nyeri yang timbul dapat mengganggu
  penderita sehingga, penderita tidak dapat bekerja atau beraktivitas dengan
  nyaman bahkan juga tidak dapat merasakan kenyamanan dalam hidupnya. Oleh
  karena itu, penanganan untuk gangguan muskuloskeletal yang pertama kali harus
  kita lakukan adalah mengurangi nyeri atau gejala yang ditimbulkan.
 
-             
  Menurut analisa saya, Nyeri
  musculoskuletal adalah nyeri yang berasal dari sistem musculoskeletal, yang
  terdiri dari tulang, sendi dan jaringan lunak pendukung yaitu otot, ligamen,
  tendo dan bursa yang dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia, termasuk
  gangguan kemampuan fisiknya seperti gangguan gaya berjalan berhubungan dengan
  proses menua fisiologis, Berkurangnya massa otot, Perlambatan konduksi saraf,
  Penurunan visus / lapang pandang, dan Kerusakan proprioseptif. Yang mana
  disebabkan oleh nyeri yang sering terjadi pada lansia seperti fibromyalgia,
  gout, neuropati (diabetik, postherpetik), osteoartritis, osteoporosis dan
  fraktur, serta polimialgia rematik, namun nyeri tersebut dapat dikurangi
  dengan melakukan terapi seperti terapi senam lansia yang  merupakan suatu latihan fisik yang
  mempunyai pengaruh yang baik untuk meningkatkan kemampuan otot sendi, atau
  melakukan aktivitas fisik seperti berjalan yang dapat memberikan pengaruh
  yang baik bagikesehatan
  tubuh pada lansia salah satunya adalah melatih kemampuan otot sendi pada
  lansia agar tidak terjadi kekakuan sendi
 
 
  
  
  
 
  
 | 
 
  
2. 
 | 
  
Metode
  : 
Rancangan penelitian Ini menggunakan
  rancangan potong lintang (cross sectional) yang dilakukan di Puskesmas
  Mampang Jakarta Selatan pada bulan Desember 2005 sampai Januari 2006. 
Kriteria inklusi studi ini adalah umur
  ≥60 tahun, masih aktif dan dapat berkomunikasi. Subyek yang bersedia
  menandatangani informed 
consent diikut sertakan pada
  penelitian ini. 
Data dikumpulkan oleh peneliti dan
  petugas survei dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner yang mencakup
  karakteristik subyek, pemeriksaan fisik meliputi 
pemeriksaan otot dan sendi untuk
  menentukan lokasi nyeri, menanyakan adanya rasa nyeri yang masih diderita.
  Persepsi rasa nyeri diukur menggunakan visual analogue scale (VAS) dan kemampuan
  fisik dan kognitif menggunakan functional independence measure (FIM). 
 | 
  
  
-        
  Penelitian yang berbeda berkaitan
  dengan nyeri juga dilakukan oleh Halimul, 2008 Penelitian ini merupakan
  penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian eksperiment
  dan desain one group pre test-post test. Penelitian ini melibatkan 15 lansia
  yang dijadikan responden sesuai dengan kriteria inklusif, ekslusi dan
  bersedia menjadi responden dan menandatangani surat persetujuan. Pengambilan
  sampel sesuai dengan syarat penelitian untuk eksperimen. Penelitian ini
  dilakukan pada tanggal 27 Februari 2012 hingga 3Maret
  2012 di Unit Rehabilitasi Sosial “Margo Mukti” Kabupaten Rembang.Alat
  pengumpulan data menggunakan skala nyeri VAS atau Bourbanis dan lembar observasi.
  Pengambilan data penelitian dilakukan dengan mengukur
  skala nyeri pada lansia sebelum dilakukan terapi senam lansia dan setelah
  dilakukan terapi senam lansia dilakukan pengukuran skala nyeri lagi selama 6
  hari. Penelitian ini dilakukan selam 6 hari. Uji satistik menggunakan uji
  Wilcoxon. Sebelum dilakukan uji Wilcoxon dilakukan uji normalitas data menggunakan
  Shapiro-Wilk karena jumlah sampel kurang dari 50 responden
 
 
 
  
 | 
 
  
3. 
 | 
  
Hasil
  : 
Sebanyak 225 lansia berhasil
  dikumpulkan selama penelitian. Usia terbanyak 60 tahun, dengan rata-rata 66,5
  ± 6,1 tahun dan jenis 
kelamin terbanyak adalah perempuan
  (68,9%). Pendidikan terbanyak adalah tidak tamat SD 
(22,2%), diikuti oleh tamat SD
  (21,8%), tamat SMP (14,2%), tamat SMA (13,8%), Perguruan 
Tinggi (10,7%), dan tidak sekolah
  (12,4%). Status perkawinan ditemukan menikah (54,7%), 
janda/duda (45,3%). Aktivitas
  terbanyak yang dilakukan oleh para subyek yaitu pekerjaan rumah tangga
  (62,7%), diikuti oleh berdagang (12,4%), dan aktivitas sosial dan guru
  (3,1%). Sedangkan yang mengaku tidak memiliki 
aktivitas sama sekali sebesar 12,4%. 
 | 
  
 
- ·        
  Hasil yang diperoleh menunjukkan
  prevalensi nyeri pada lansia besarnya 80% dan terbanyak di lutut. Prevalensi
  nyeri ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang mendapatkan rasa nyeri pada
  lansia sebesar 65-80% kasus nyeri. Tetapi berbeda dengan studi terdahulu yang
  menyatakan bahwa pada musculoskeletal terbanyak adalah nyeri punggung bawah.
  Penelitian yang dilakukan pada lansia yang berkunjung ke tempat perawatan
  menunjukkan hasil yang tidak berbeda, prevalensi nyeri besarnya 71-76%. 
 
-         
  Penelitian yang berhubungan
  dengan nyeri sendi lutut juga dilakukan oleh Halimul, 2008  menunjukkan menunjukkan bahwa skala nyeri
  pada lansia dengan nyeri lutut sebelum
  diberikan terapi senam lansia sebanyak 13 responden (73,33%) dengan skala
  nyeri 1-3 (nyeri ringan), dan sebanyak 2 responden (13,33%) dengan skala
  nyeri 4 (nyeri sedang). Skala nyeri sesudah dilakukan terapi senam lansia
  sebanyak 13 responden (86,7%) skala nyeri 0 (tidak nyeri) dan sebanyak 2
  lansia (13,33%) skala nyeri 1-3 (nyeri ringan). dan menunjukkan bahwa hasil
  uji statistik menggunakan Wilcoxon diperoleh
  nilai p-value 0,001 yang berarti sig < α (0,05). Nilai signifikansi 0,001
  < 0,05 artinya hipotesa diterima. 
 
-         
  pemberian terapi senam lansia ini
  efektif mengatasi nyeri lutut pada lansia di Unit Rehabilitasi Sosial “Margo
  Mukti” Kabupaten Rembang.
 
-         
  Menurut analisa saya bahwa Postur
  tubuh berhubungan secara bermakna dengan rasa nyeri pada lansia kronik.
  Dengan demikian lansia perlu dilatih supaya tubuhnya lebih lentur untuk
  mengatasi rasa nyeri.
 
 
 | 
 
  
4. 
 | 
  
Kesimpulan
  : 
Prevalensi nyeri musculoskeletal pada lansia
  cukup tinggi dan termasuk kategori nyeri ringan. Sebagian besar berupaya
  mencari 
pengobatan dan jenis nyeri terbanyak
  terjadi pada lutut. Terdapat hubungan yang lemah 
antara rasa nyeri dan beberapa aspek kemampuan
  fungsional fisik (aspek transfer dari tempat tidur, kursi, kursi roda,
  transfer ke toilet, transfer ke kamar mandi, serta 
kemampuan memecahkan masalah). 
 | 
  
  
-       
  Nyeri musculoskeletal yaitu nyeri
  yang berasal dari sistem musculoskeletal, yang terdiri dari tulang, sendi dan
  jaringan lunak pendukung yaitu otot, ligamen, tendo dan bursa.
 
-        
  nyeri pada lansia dapat dikurangi
  dengan melakukan terapi seperti terapi senam lansia yang  merupakan suatu latihan fisik yang
  mempunyai pengaruh yang baik untuk meningkatkan kemampuan otot sendi, atau
  melakukan aktivitas fisik seperti berjalan yang dapat memberikan pengaruh
  yang baik bagi lansia.
 
-        
  kesehatan tubuh pada lansia salah
  satunya adalah melatih kemampuan otot sendi pada lansia agar tidak terjadi
  kekakuan sendi.
 
 
 | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar