TELAAH JURNAL
FAKTOR RISIKO TUMOR/ KANKER RONGGA
MULUT DAN TENGGOROKAN DI INDONESIA
(ANALISIS RISKESDAS 2007)
OLEH :
HENDIKA SAFITRI 1310105018
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES ALIFAH PADANG
2015
HASIL TELAAH JURNAL
A.
JUDUL JURNAL
Hasil Telaah :
·
Judul jurnal penelitian
tidak lebih dari 14 kata dalam bahasa Indonesia dan 10 kata dalam bahasa
Inggris , namun pada
jurnal penelitian ini terdapat 10 kata dalam bahasa indonesia
dan 9 kata dalam bahasa inggris (sudah sesuai dengan penulisan kaidah penulisan
jurnal yang baik yaitu tidak lebih 14 kata dalam bahasa indonesia dan 10 kata
dalam bahasa inggris) (LIPI, 2013). Judul jurnal tidak mengerucut kebawah,
seharusnya judul jurnal mengurucut kebawah seprti piramida (LIPI, 2013).
·
Nama penulis
jurnal dicantumkan tanpa gelar akademik dan ditempatkan dibawah judul jurnal.
Penulis harus mencamtumkan institusi asal dan alamat email (bagi penulis utama)
untuk memudahkan komunikasi. Nama penulis utama berada urutan paling depan (LIPI,
2013). Pada jurnal ini penulis nama sudah sesuai dengan kaidah penulisan jurnal
yang baik karena sudah mencamtumkan alamat penulis utama, dan nama dibuat tanpa menggunakan gelar.
B.
ABSTRAK
Hasil Telaah
·
Abstrak dibuat
dalam dua bahasa (indonesia dan inggris), tidak melebihi 250 kata, ditempatkan
sebelum pendahuluan, diketik dengan jarak 1 (satu) spasi (Fakultas Keperawatan
UNAND, 2012). Pada jurnal ini sudah terdapat dua bahasa yaitu bahasa indonesia
202 kata dan bahasa inggris 235 kata, maka dari itu penulisan jurnal ini sudah
sesuai dengan kaidah penulisan jurnal yang baik.
·
Abstrak dalam penelitian jurnal setidaknya
memuat lima hal pokok yaitu pendahuluan yang terdiri dari : metode, hasil, Analisis, pembahasan, dan kesimpulan berserat saran. Pada jurnal ini
terdapat lima hal pokok dalam abstrak. Adapun poin-poin yang dimuat dalam
abstrak tersebut adalah sebagai berikut :
1. Metode
- · Desain Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 adalah survey dengan metode penghitungan serta cara penarikan sampel identik dengan Susenas 2007, yaitu two-stage sampling.
- · Populasi adalah seluruh rumah tangga di Indonesia.
- · Sampel Riskesdas 2007 berasal dari 440 kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia dan diambil secara probability proportional to size (PPS).
- · Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah nested case-control.
- · Untuk setiap kasus dipilih empat kontrol secara random dari kabupaten yang sama dengan asal kasus. Dilakukan matching berdasarkan kabupaten supaya adat istiadat (kebiasaan) kasus dan kontrol setidaknya sama.
- · Instrumen yang digunakan dalam jurnali ini adalah kuesioner.
2. Hasil
“Besar sampel Riskesdas 2007 adalah
986.532 orang. Dari sampel ini ditemukan 203 kasus (prevalensi 0,2%) dan
diambil 812 orang kontrol ( empat kali jumlah kasus) secara random dan di matching
berdasarkan
asal kabupaten kasus. Tumor ini tersebar di 28 provinsi seperti terlihat pada
grafik di bawah. Dari grafik ini
terlihat bahwa prevalensi tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan tertinggi
terdapat di Provinsi Jawa Tengah sebesar 14,3% , Provinsi Jawa Timur 9,4% dan
Provinsi Nusa Tenggara Timur 8,4%, namun ada beberapa provinsi yang tidak
ditemukan kasus seperti Provinsi Jambi, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua
Barat dan Papua.
3. Analisis
“yang teridiri dari Analisis dasar (Pada
analisis ini diperlihatkan karakteristik serta komparabilitas kasus dan
kontrol. Jumlah responden yang dianalisis berbeda untuk variabel yang berbeda
karena ada data yang tidak lengkap (missing)
pada variabel tertentu), Analisis
Rasio Odds (Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya serta berapa
besar risiko tumor/ kanker rongga mulut dari variabel independen maupun dari
setiap variabel yang dianggap perancu), Analisis Multivariat (Variabel yang
nilai p < 0,25 pada uji bivariat adalah sebagi kandidat variabel pada
analisis multivariat (regresi logistik), dalam hal ini adalah kelompok umur,
merokok dan kebersihan mulut. Semua variabel kandidat dimasukkan secara
bersama-sama ke regressi logistik kemudian diperiksa apakah ada perancu dan
interaksi)”.
4. Pembahasan
“Penyakit tumor/kanker rongga mulut dan
tenggorokan merupakan salah satu dari Penyakit Tidak Menular yang
penanggulangan/pengendaliannya belum mendapat prioritas dari pemerintah. analisis Riskesdas 2007
ditemukan prevalensi tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan sekitar 0,2‰.
Menurut Simanjuntak kasus kanker rongga mulut di Indonesia berkisar 3-4% dari
seluruh kanker yang terjadi7. Di India khususnya Kerala kejadian
kanker rongga mulut sekitar 20% dari seluruh kanker6. Hasil
penelitian ini jauh lebih rendah dari temuan-temuan di atas karena penelitian
ini dilakukan pada masyarakat (populasi) sedang penelitian di atas dilakukan di
rumah sakit. Analisis ini memperlihatkan bahwa kebanyakan kasus pada mereka
yang tinggal di perdesaan, berbeda dengan Simanjuntak dalam laporannya yang
menyatakan bahwa kanker rongga mulut kebanyakan pada wanita dari kota kecil
yang memiliki kebiasaan menyirih.7 Ditinjau dari kelompok umur,
nampak bahwa banyak ditemukan pada kelompok umur muda, pada hal secara umum
kanker termasuk kanker rongga mulut maupun tenggorokan atau laring kebanyakan
pada umur yang sudah lanjut. Perbedaan umur ini mungkin karena kuesioner pada
Riskesdas hanya melalui wawancara dengan pertanyaan ada tidaknya tumor/benjolan
/kanker di daerah mulut maupun tenggorokan. Mungkin benjolan seperti amandel
atau “gondongan” (limfadenitis) yang biasa terjadi pada umur muda dianggap jadi
tumor/kanker rongga mulut oleh responden. Sedang pada beberapa peneliti seperti
Simanjuntak benar-benar dari hasil laboratorium patologi anatomi.”.
5. kesimpulan
“Ditemukan prevalensi tumor/kanker
rongga mulut dan tenggorokan 0,2‰. Penyakit ini ditemukan paling banyak di
Provinsi Jawa Tengah dan tidak ditemukan kasus di 5 provinsi yaitu Provinsi
Jambi, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. Faktor risiko yang
berhubungan dengan penyakit ini adalah umur, merokok/menyirih dan kebersihan
mulut.”
6.
Saran
“Dianjurkan kepada seluruh masyarakat
agar menghindari asap rokok, dan bagi yang masih merokok diminta agar
diusahakan untuk berhenti merokok, jika masih merokok agar ditempat yang sudah
ditentukan agar asap rokoknya tidak menggangu orang lain. Di samping itu
periksakan kondisi gigi dan mulut ke dokter gigi secara rutin setidaknya setiap
enam bulan sekali dan meminta untuk dilakukan skrining kanker mulut agar dapat
mendeteksi kanker sejak dini.”
7. kata Kunci
“prevalensi,
tumor/ kanker, rongga mulut dan tenggorokan, Riskesdas 2007”.
“ prevalence,
cancer, oral and naso- pharingeal. Basic Health Research 2007”.
penulisan kata kunci dalam dua bahasa
(Indonesia dan Inggris), ditempatkan di bawah abstrak, terdiri dari dua sampai
lima kata yang berfungsi untuk memudahkan pencarian jurnal ini secara
elektronik (LIPI, 2013). Berdasarkan uraian diatas, isi abstrak sudah sesuai
dengan syarat kaidah penulisan jurnal jurnal
yang baik.
C.
PENDAHULUAN
·
Pendahuluan
tidak boleh terlalu panjang, tidak boleh melebihi 2 halaman ketik (Fakultas
Keperawatan UNAND, 2012). Itulah sebabnya, kalimat pada pendahuluan ini harus
padat dan berisi. Pembahasan dalam pendahuluan suda sesuai dengan kaidah
penulisan jurnal yang baik yaitu tidak lebih dari 2 halaman ketik.
·
pendahuluan memuat tiga
hal pokok, yaitu: latar belakang, tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian.
Alinea berikutnya dari paparan pendahuluan dibuat menjorok ke dalam sesuai
dengan penulisan alinia baru pada umunya (LIPI, 2013). Jurnal ini telah
mencangkup tiga hal pokok tersebut dan setiap alinia baru di jorokan.
·
Dalam pendahuluan sudah terpapar jelas alasan mengapa
peneliti memilih tentang kanker rongga mulut, karena kanker rongga mulut merupakan
suatu masalah yang serius di berbagai negara dan bila digabung antara kanker
rongga mulut dan tenggorokan merupakan urutan ke-enam terbanyak dari seluruh
kanker yang dilaporkan di dunia. Diperkirakan insiden setiap
tahunnya sekitar 275.000 untuk kanker rongga mulut dan 130.300 untuk kanker tenggorokan
dan hampir 75% terjadi di negara sedang berkembang. Di dunia, kanker rongga
mulut menyebabkan meninggal satu orang dalam sehari. Di Amerika satu orang
meninggal dalam satu jam. Hal itu akibat kanker rongga mulut yang mudah
menyebar. Di India khususnya di Kerala kejadian kanker rongga mulut sangat
tinggi yaitu sekitar 20% dari seluruh keganasan. Di Indonesia, menurut
Simanjuntak kasus kanker rongga mulut berkisar 3-4% dari seluruh kasus kanker
yang terjadi7. Angka kematiannya 2-3% dari seluruh kematian akibat
keganasan.
Dalam
Pendahuluan sudah terdapat studi pendahuluan yang dilakukan peneliti sendiri
pada kanker rongga mulut , pada beberapa responden untuk memperkuat alasan
penelitian dan membuktikan bahwa kanker ronggga mulut memang merupakan suatu
masalah serius di berbagai negara.
Analisa isi jurnal :
- · Latar belakang dari penelitian jurnal : Kanker rongga mulut merupakan suatu masalah yang serius di berbagai negara dan bila digabung antara kanker rongga mulut dan tenggorokan merupakan urutan ke-enam terbanyak dari seluruh kanker yang dilaporkan di dunia.
- · Tinjauan pustaka : Di dunia, kanker rongga mulut menyebabkan meninggal satu orang dalam sehari. Di Amerika satu orang meninggal dalam satu jam. Hal itu akibat kanker rongga mulut yang mudah menyebar.
- · Tujuan dari penelitian jurnal ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan di Indonesia.
Faktor
yang dapat meningkatkan risiko kanker tenggorokan antara lain merokok dan mengunyah
tembakau, penggunaan alkohol secara berlebihan, kurangnya kebersihan gigi,
virus HPV (human papilloma virus), makan rendah buah dan sayur, terkena serat
asbes. Umumnya penderita datang berobat sesudah ada keluhan seperti adanya
benjolan di leher, nyeri tukak atau borok. Pada hal bila sudah ada keluhan maka
penyakit sudah dalam stadium lanjut akibatnya prognosa dari kanker tenggorokan
maupun rongga mulut relatif buruk. Suatu kenyataan yang kurang menyenangkan di
mana seringkali prognosa ini diakibatkan oleh diagnosa dan perawatan yang
terlambat.12 Faktorfaktor
yang dapat menimbulkan keterlambatan ini antara lain kanker pada tahap awal
seringkali tidak menimbulkan keluhan (ketidaktahuan penderita), rasa takut
berobat dan tidak ada biaya untuk berobat. Di samping itu dokter yang memeriksa
tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gambaran klinis keganasan mulut,
sehingga terlambat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Analisa kanker kerongkongan dengan sistim pencernaan
Apa hubungan nya
penelitian kanker korongkongan ini dengan sistim pencernaan? Kerongkongan (esofagus) merupakan
saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput lendir.
Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung.
Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik, sehingga jika terganggu akan mempengaruhi sistim pencernaan lain. Karna sistim pencernaan itu pada dasarnya saling berkaitan (Mulut, Tenggorokan, Kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, anus/rektum
Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik, sehingga jika terganggu akan mempengaruhi sistim pencernaan lain. Karna sistim pencernaan itu pada dasarnya saling berkaitan (Mulut, Tenggorokan, Kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, anus/rektum
D.
PERNYATAAN MASALAH PENILITIAN
Apakah faktor resiko tumor/ kanker rongga mulut dan
tenggorokan di indonesia?
Hasil
Telaah
Pada jurnal ini telah di cantumkan
tentang faktor resiko apa-apa saja yang mempengaruhi terjadinya kanker rongga
mulut. sehingga sudah dapat menggambarkan kriteria standarisasi dari masalah
penelitian.
E.
STUDI LITERATUR ATAU TINJAUAN PUSTAKAAN
Hasil telaah
- · pada literature review sudah tergambarkan tentang tinjauan pustaka dan petunjuk kriteria standarisasi dari tinjauan pustaka penelitian. Tinjauan pustaka terdapat pada pendahuluan jurnal yang membantu untuk menguatkan data tentang permasalahan yang akan diangkat.
- · pada jurnal ini sudah mencantumkan subjudul tentang rumusan masalah ataupun membahas tinjauan pustaka yang seharusnya terdapat pada bagian pendahuluan.
- · Tinjauan pustaka sudah berisikan semua teori yang memperkuat pembahasan tentang penelitian dan menjelaskan semua variabel yang dibahas pada penelitian tersebut.
- · pembahasan yang harus dimunculkan pada studi literatur adalah: Apa-apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker rongga mulut tersebut.
G. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
Hasil
telaah
·
Hipotesis
penelitian merupakan dugaan sementara tentang hasil akhir dari penelitian ini
(Nursalam, 2011). Apapun hasil pnelitian walaupun berbeda dengan hipotesisnya
tidak membuat penelitian menjadi kurang bermakna.
·
Hipotesis pada
penelitian ini sudah dicantumkan tentang faktor apa apa saja yang mempengaruhi
kanker rongga mulut.
H. METODOLOGI
Desain
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 adalah survey dengan metode penghitungan serta cara
penarikan sampel identik dengan Susenas 2007, yaitu two-stage
sampling. Populasi
adalah seluruh rumah tangga di Indonesia.
Sampel Riskesdas 2007 berasal dari 440
kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia dan diambil secara probability proportional to size (PPS).
Desain yang digunakan dalam penelitian
ini adalah nested case-control yang
diambil dari data Riskesdas 2007 dan data dari Kor Susenas 2007. Kasus adalah
semua responden yang telah/sedang mengalami tumor/kanker rongga mulut dan
tenggorokan. Pada penelitian ini tidak dipisahkan tumor/ kanker rongga mulut
maupun tumor/kanker tenggorokan, karena pada kuesioner digabung menjadi satu
variabel. Kontrol adalah semua responden yang tidak pernah menderita
tumor/kanker. Untuk setiap kasus dipilih empat kontrol secara random dari
kabupaten yang sama dengan asal kasus. Dilakukan matching
berdasarkan kabupaten supaya adat istiadat (kebiasaan) kasus dan kontrol
setidaknya sama.
Hasil
telaah
- · Bagian metodologi ini umumnya terdiri dari beberapa bagian tergantung dari besar kecilnya informasi yang akan diberikan. Pada penelitian besar dengan desain yang agak kompleks, biasanya bagian ini agak panjang, mengingat banyak hal yang perlu dijelaskan khususnya bagaimana penelitian dilakukan di lapangan termasuk beragai metode pengukuran yang digunakan. Pada penlitian kecil dengan desain yang sederhana biasanya hanya beberapa paragraf saja. Umumnya, bagian ini terdiri dari beberapa bagian seperti : lokasi penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, dan analisis data.bagian-bagian lainnya bisa ditambahkan sesuai dengan keperluan (LIPI, 2013).
- · Metode penilitian disesuaikan dengan jenis penilitian. Penilitian kualitatif seperti eksperimen seperti jurnal ini yang sudah sesuai dengan jenis penelitian nya.
I. POPULASI DAN SAMPEL
Hasil telaah
Berisikan tentang siapa populasi dan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini. Perlu dikemukakan mengapa peneliti memilih
sampel seperti itu. Bila peneliti menggunakan kriteria sampel maka harus
dikemukakan dengan jelas bagaimana sampel dipilih. Penulisan pengambilan sampel
sudah cukup mencamtumkan, misalnya “matode random sederhana” atau “metode sistematik random”.
Di dalam
jurnal telah terantum dan dijelaskan siapa yang menjadi subjek penelitian yaitu
dari “440 kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi di
Indonesia dan diambil secara probability proportional to size (PPS).” Di dalam jurnal ini juga telah dijelaskan bagaimana
teknik pengambilan sampel yang digunakan dan besarnya sampel, dan sudah dijelaskan
teknik pengambilan sampel yang digunakan dan besarnya sampel,
J. INSTRUMENT
Hasil telaah
Instrumen
penilitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen
penilitian dapat berupa kuesioner, formulir observasi. Formulir yang
berhubungan dengan pencatatan data (Nursalam 2011). di dalam jurnal penelitian ini menggunakan instrument kuesioner.
K. DATA ANALISIS
Hasil telaah
Pada bagian ini harus dijelaskan
bagaimana data yang telah dikumpulkan di lapangan di analisis berbentuk tabel.
Program statistik apa yang digunakan dan data analisnya sudah di tampilkan
sehingga kita dapat mengetahui bagaimana cara penelitian menganalisis hasil
penelitian.
L. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil telaah
Penjelasan tabel atau
gambar dalam narasi tidak boleh terlalu detail atau panjang. Cukup memberikan
keterangan singkat tentang isi dari tabel atau gambar. Dengan demikian tidak
ada pengulangan informasi dari tabel atau gambar dalam narasi (LIPI, 2013).
Usahakan jumlah tabel dan
gambar tidak melibihi 5 buah. Untuk memperkecil jumlah tabel, dalam satu tabel
dapat dimuat beberapa variabel karakteristik responden yang terdiri dari umur,
jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, suku, dan agama dalam suatu tabel. Harus
diperhatikan juga bahwa setiap tabel atau gambar harus dapat menjelaskan
dirinya sendiri. Jenis satuan, jumlah sampel, apakah berhubungan (nilai p)
harus bisa terlihat pada tabel tersebut. Tabel atau gambar yang dibuat untuk
tulisan jurnal harus diletakan pada bagian belakang dari manuskrip yang kita
siapkan atau setelah daftar pustaka. Setiap satu tabel atau gambar dimuat dalam
satu halaman dan tetap dibuat dalam 2 spasi.
Bagian hasil analisis data behavariat disebutkan bahwa
uji statistik yang dipakai untuk mengetahui desain
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 adalah survey dengan metode penghitungan
serta cara penarikan sampel identik dengan Susenas 2007, yaitu two-stage sampling dan Desain yang digunakan dalam penelitian
ini adalah nested case-control.
2. Pembahasan
·
Pembahasan dilakukan
dengan memperlihatkan mengapa apa saja
faktor resiko dari tumor/ kanker rongga mulut, dan bagaimana pemahaman kebanyak
orang tentang penyakit tersebut. Kalau itu sesuatu yang
bertentangan dengan pemahaman selama ini harus pula ada penjelasan mengapa
penelitian ini tidak sama dengan apa yang dipahami. Berbagai keterbatasan perlu
dikemukakan termasuk kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi karena desain
penelitian analitik di mana hasil analisis statistik tidak memperlihatkan
hubungan yang bermakna dari variabel utama yang diteliti. Ini berarti, ada
faktor pengganggu yang tidak dikontrol atau ada kekurangan dalam hal jumlah
sampel atau kelemahan dalam alat ukur yang digunakan. Semua ini harus ditelusuri
dan dikemukakan dengan baik.
·
Pada paragraf terakhir
di bagian ini biasanya kita temukan kalimat yang berhubungan dengan kesimpulan
dan saran. Kalimat ini kadang dibuat tidak secara eksplisit namun memberikan
informasi kepada pembaca apa kesimpulan Yang tidak ditarik oleh tim peneliti
terhadap penelitian yang Telah dilakukan. Ini tentu merujuk pada hasil dan
pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya. Saran dikemukakan juga dalam bentuk
yang sangat singkat. Biasanya semuanya dalam bentuk satu paragraph. Namun
demikian, pada beberapa jurnal ilmiah, bagian ini disendirikan. Pada keadaan
demikian, kita bisa memberikan kesimpulan dan saran dalam beberapa kalimat. Pembahasan dalam jurnal
ini sudah mencakup pembahasan masing-masing variabel dan pembahasan hasil
analisis bivariatnya.
Analisa Isi jurnal
Penyakit
tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan merupakan salah satu dari Penyakit
Tidak Menular yang penanggulangan/pengendaliannya belum mendapat prioritas dari
pemerintah. Bila
dilihat dari pekerjaan responden, ditemukan yang paling banyak adalah yang
bekerja sebagai buruh (buruh tani) termasuk nelayan. Beberapa peneliti
menyebutkan paparan sinar matahari yang mengandung komponen ultraviolet
merupakan risiko terjadinya kanker pada bibir. Kanker bibir selalu dihubungkan
dengan orang-orang yang memiliki aktivitas di luar seperti nelayan dan petani.14
Kira-kira 30% pasien menderita kanker bibir merupakan pekerja yang banyak
terpapar pada sinar matahari, misalnya petani dan nelayan.15 Merokok/menyirih dengan menggunakan tembakau
merupakan faktor risiko terpenting menjadi penyebab kanker tenggorokan karena
dapat merusak sel-sel dalam rongga mulut dan bagian dalam tenggorokan.
Dikatakan 90% pasien kanker rongga mulut disebabkan oleh pengguna tembakau.16
Orang yang merokok dengan tembakau mempunyai enam kali lebih besar
terkena kanker rongga mulut dari pada yang tidak merokok17. Berbeda
dengan hasil analisis ini, yang menunjukkan bahwa merokok mempunyai risiko
hanya sebesar 1,6 kali menderita tumor/kanker rongga mulut dibanding yang tidak
merokok. Kebersihan rongga mulut yang tidak terjaga pun ikut ambil peranan
memicu timbulnya kanker rongga mulut. Analisis ini memperlihatkan bahwa
kebersihan mulut yang jelek mempunyai risiko 2,3 kali menjadi tumor/kanker
rongga mulut dibanding yang kebersihan mulut baik. Ada juga kanker rongga mulut
yang bermula dari gigi yang tidak dirawat atau luka kronis pada mulut akibat
gigi palsu yang posisinya tidak pas. Iritasi yang berulang karena tepi yang
tajam dari gigi yang patah, tambalan gigi palsu dapat merupakan risiko tambahan
untuk terjadinya tumor ganas di rongga mulut.
M. KESIMPULAN/DISKUSI
Hasil telaah :
Bagian
ini adalah yang kadang ditampilkan dalam teks dan kadang pula dicantumkan
secara tidak langsung pada bagian akhir dari pembahasan. Patut diingat, bahwa
yang disampaikan dalam bagian ini adalah kesimpulan yang diputuskan oleh
peneliti setelah melihat hasil yang diperoleh dan pembahasan yang
mempertimbangkan semua aspek yang terkait dengan apa yang ada dalam penelitian
tersebut. Kesimpulan harus menjawab pertanyaan penelitian yang dinyatakan dalam
sub-bab pendahuluan. Saran mengikuti kesimpulan yang umumnya mengemukakan
rekomendasi kepada pihak pengambil kebijakan dalam menanggulangi masalah yang
di teliti serta saran untuk penelitian berikutnya. Kesimpulan dan saran disusun
dalam beberapa kalimat dan umumnya hanya satu paragraph (LIPI, 2013).
Kesimpulan dalam jurnal ini
dibuat dalam satu paragraf, sehingga sudah
sesuai dengan pertanyaan dan tujuan penelitian.
N. IMPILIKASI PENGGUNAAN HASIL PENELITIAN
Hasil telaah
Penelitian
ini sangat penting diketahui dan dipahami masyarkat agar tidak terlalu meremehkan
penyakit ini.
O. DAFTAR PUSTAKA
Hasil telaah
1.
Daftar Pustaka harusnya
tersusun berdasarkan abjad, namun dalam jurnal ini tidak tersusun berdasarkan
abjad.
2.
Daftar Pustaka dari internet harusnya dibuat nama penulis, kalau tidak ada nama
penulis dibuat “anonim”. Alamat website yang ditampilkan dalam sumber internet
tidak lengkap dan tidak ada tanggal dan waktu mengakses. Jenis sumber internet
yang ada juga tidak diketahui apakah jurnal ilmiah atau artikel.
3.
judul buku atau artikel dalam daftar pustaka tidak dicetak miring, seharusnya
dicetak miring.
REFERENSI
Fakaultas keperawatan UNAND. (2012). Jurnal Ners. Di akses pada tanggal 8
September 2013 dari http://www.unand.ac.id
LIPI.
(2013). Pedoman Penulisan Karya Tulis
Ilmiah.Diakses pada tanggal 8 September 2013 dari http://www. Pusbindiklat.lipi.go.id
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Surabaya:
Salemba Medika.
makasih ka:) seriusan ini ngebantu bgt buat tugas :v
BalasHapus