TELAAH JURNAL
SISTIM PERSESPSI SENSORI
Oleh :
Hendika Safitri 1310105018
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES ALIFAH PADANG
2015
2015
JURNAL 1 :
Hasil telaah jurnal:
FAKTOR DETERMINAN TUMOR/KANKER
KULIT DI PULAU JAWA
(ANALISIS DATA RISKESDAS 2007)
Raflizar, 1 Olwin Nainggolan
Jurnal ini di angkat bertujuan
untuk melihat apakah ada hubungan beberapa karakteristik individu seperti umur,
jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, perilaku merokok serta status sosial
ekonomi terhadap kejadian penyakit kanker kulit di 6 (enam) provinsi yang ada
di Pulau Jawa yaitu Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, dan Provinsi Jawa Timur.
Responden dalam penelitian adalah
sampel yang terpilih di Riset Kesehatan Dasar 2007 di seluruh provinsi yang ada
di Pulau Jawa meliputi Provinsi Banten, DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Jawa
Tengah, DI Yogyakarta serta Provinsi Jawa Timur. Responden adalah berumur
≥ 10 tahun karena pertanyaan
perilaku merokok hanya ditanyakan pada kelompok pada umur tersebut. Seluruh
responden baik kasus maupun kontrol dikelompokkan ke dalam empat kategori umur,
yaitu kelompok umur 10–29 tahun, 30–39 tahun, 40–49 tahun, 50–59 tahun dan
terakhir 60 tahun ke atas. Kelompok umur 10–19 tahun dan 20–29 tahun digabung
menjadi kelompok umur 10–29 tahun, karena kelompok umur 10–19 tahun sangat
sedikit.
Pendidikan
dibuat menjadi tiga kategori, yaitu pendidikan rendah, pendidikan sedang dan
pendidikan tinggi. Pendidikan rendah jika responden mempunyai pendidikan mulai
dari tidak bersekolah, tamat sekolah dasar, tamat sekolah menengah pertama.
Pendidikan menengah jika responden pernah menempuh pendidikan sekolah menengah
atas. Kategori pendidikan tinggi jika responden telah lulus dari perguruan
tinggi.
Pada
kuesioner Riskesdas 2007 variabel pekerjaan terdiri dari 13 jenis pekerjaan
yaitu: tidak kerja, sekolah, ibu rumah tangga, TNI/Polri, PNS, Pegawai BUMN,
Pegawai swasta, wiraswasta/pedagang, pelayan jasa, petani, nelayan, buruh dan
lainnya. Pada analisis kali ini kemudian dikategori ulang, responden yang tidak
bekerja di recode dari kategori tidak bekerja dan ibu rumah tangga, TNI/Polri,
PNS, pegawai BUMN dan pegawai swasta direcode menjadi pegawai,
wiraswasta/pedagang dan pelayan jasa direcode menjadi wiraswasta serta buruh,
petani, nelayan dan lainnya di recode ulang menjadi buruh saja.
Status
ekonomi responden dihitung dari jumlah pengeluaran rumah tangga yang kemudian
dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga. Data tentang status ekonomi di
hitung oleh Badan Pusat Statistik dan dikelompokkan menjadi lima, yaitu kuintil
satu sampai lima. Namun dalam kepentingan analisis ini status ekonomi di
kelompokkan lagi menjadi dua, yaitu kuintil satu dan dua menjadi miskin sedang
kuintil tiga sampai lima menjadi tidak miskin.
Desain
analisis yang digunakan adalah studi epidemiologi kasus kontrol, sumber data
yang digunakan dari survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007.
Kontrol
diambil secara acak dengan perbandingan jumlah kasus dan kontrol adalah 1 : 4.
Pertanyaan yang diajukan pada kuesioner tidak membedakan apakah responden
menderita tumor atau kanker, karena istilah tumor dan kanker jelas berbeda
dalam dunia medis dan keduanya digabung menjadi tumor/kanker.
Responden
dalam penelitian ini yaitu sampel yang terpilih di Riset Kesehatan Dasar 2007
di seluruh provinsi yang ada di Pulau Jawa meliputi Provinsi Banten, DKI
Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta serta Provinsi Jawa
Timur.
Analisis data dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak komputer, data dianalisis secara univariat (melihat
karakteristik serta komparabilitas kasus dan kontrol), bivariat dan multivariat
(dilakukan untuk menentukan besarnya hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen dengan mengontrol variabel yang dianggap sebagai perancu (confounding)).
Masing-masing variabel independen dilakukan analisis bivariat dengan variabel
dependen. Bila analisis bivariat menghasilkan nilai p < 0,25, maka variabel
tersebut langsung masuk tahap multivariat. Untuk variabel independen yang hasil
bivariatnya menghasilkan nilai p > 0,25 namun secara substansi penting, maka
variabel tersebut dapat dimasukkan dalam model multivariat. Hubungan antara tumor/kanker
kulit dengan variabel independen diukur dengan menggunakan odds
ratio (OR) serta 95% confidence interval
(95%CI).
Tahap selanjutnya adalah pemilihan kandidat variabel
yang akan masuk ke dalam model. Pemilihan dilakukan secara hirarki dengan cara
semua variabel independen dimasukkan ke dalam model, kemudian nilai p yang tidak bermakna (p ≥0,05) dikeluarkan dari
model secara berurutan, dimulai dari nilai p yang terbesar. Setiap pengeluaran
satu variabel dilakukan penilaian terhadap perubahan nilai OR dengan
membandingkan OR sebelum dan sesudah variabel tersebut dikeluarkan. Jika
terdapat perbedaan OR yang cukup besar (> 10%), berarti variabel tersebut
tidak dapat dikeluarkan dari model karena akan menggangu estimasi OR variabel
bebas lain.
Jumlah kasus kanker kulit yang
paling banyak ditemukan terdapat di Provinsi Jawa Tengah, berturut-turut
diikuti Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Jumlah kasus yang paling rendah
terdapat pada Provinsi DI Yogyakarta dan Provinsi Banten. Jenis kelamin laki-laki
mempunyai risiko 1,37 kali dibanding jenis kelamin perempuan untuk terkena
penyakit kanker kulit. Pada populasi umur 40–49 tahun mempunyai risiko 2,43
kali lebih besar terkena kanker kulit dibandingkan dengan kelompok umur 10–29
tahun.
Hal ini mungkin disebabkan karena
pada umumnya laki-laki lebih sering bekerja di bawah sinar terik matahari
dibanding perempuan. Ada banyak profesi-profesi yang mengharuskan selalu berada
di luar ruangan menyebabkan keterpaparan terhadap sinar matahari cukup besar. Profesi
di luar ruangan itu banyak ditempati oleh jenis kelamin lakilaki. Ditambah lagi
adalah kebiasaan laki-laki yang tidak terlalu memperhatikan perawatan kulit
mereka dibandingkan dengan perempuan yang lebih rajin merawat kulit mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar