kembang api


star

Sabtu, 24 Oktober 2015

Cara mentelaah jurnal 3



TELAAH JURNAL
SISTIM PERSESPSI SENSORI








Oleh :
Hendika Safitri   1310105018



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES ALIFAH PADANG
2015

                               
                                    


JURNAL  1 :
 



         Hasil telaah  jurnal: 

FAKTOR DETERMINAN TUMOR/KANKER KULIT DI PULAU JAWA
(ANALISIS DATA RISKESDAS 2007)
Raflizar, 1 Olwin Nainggolan


 

1.      Analisa masalah :
Jurnal ini di angkat bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan beberapa karakteristik individu seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, perilaku merokok serta status sosial ekonomi terhadap kejadian penyakit kanker kulit di 6 (enam) provinsi yang ada di Pulau Jawa yaitu Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Provinsi Jawa Timur.
            Responden dalam penelitian adalah sampel yang terpilih di Riset Kesehatan Dasar 2007 di seluruh provinsi yang ada di Pulau Jawa meliputi Provinsi Banten, DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta serta Provinsi Jawa Timur. Responden adalah            berumur ≥ 10 tahun karena  pertanyaan perilaku merokok hanya ditanyakan pada kelompok pada umur tersebut. Seluruh responden baik kasus maupun kontrol dikelompokkan ke dalam empat kategori umur, yaitu kelompok umur 10–29 tahun, 30–39 tahun, 40–49 tahun, 50–59 tahun dan terakhir 60 tahun ke atas. Kelompok umur 10–19 tahun dan 20–29 tahun digabung menjadi kelompok umur 10–29 tahun, karena kelompok umur 10–19 tahun sangat sedikit.
Pendidikan dibuat menjadi tiga kategori, yaitu pendidikan rendah, pendidikan sedang dan pendidikan tinggi. Pendidikan rendah jika responden mempunyai pendidikan mulai dari tidak bersekolah, tamat sekolah dasar, tamat sekolah menengah pertama. Pendidikan menengah jika responden pernah menempuh pendidikan sekolah menengah atas. Kategori pendidikan tinggi jika responden telah lulus dari perguruan tinggi.
Pada kuesioner Riskesdas 2007 variabel pekerjaan terdiri dari 13 jenis pekerjaan yaitu: tidak kerja, sekolah, ibu rumah tangga, TNI/Polri, PNS, Pegawai BUMN, Pegawai swasta, wiraswasta/pedagang, pelayan jasa, petani, nelayan, buruh dan lainnya. Pada analisis kali ini kemudian dikategori ulang, responden yang tidak bekerja di recode dari kategori tidak bekerja dan ibu rumah tangga, TNI/Polri, PNS, pegawai BUMN dan pegawai swasta direcode menjadi pegawai, wiraswasta/pedagang dan pelayan jasa direcode menjadi wiraswasta serta buruh, petani, nelayan dan lainnya di recode ulang menjadi buruh saja.
Status ekonomi responden dihitung dari jumlah pengeluaran rumah tangga yang kemudian dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga. Data tentang status ekonomi di hitung oleh Badan Pusat Statistik dan dikelompokkan menjadi lima, yaitu kuintil satu sampai lima. Namun dalam kepentingan analisis ini status ekonomi di kelompokkan lagi menjadi dua, yaitu kuintil satu dan dua menjadi miskin sedang kuintil tiga sampai lima menjadi tidak miskin.

2.      Analisis metode penelitian :
Desain analisis yang digunakan adalah studi epidemiologi kasus kontrol, sumber data yang    digunakan dari survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007.
Kontrol diambil secara acak dengan perbandingan jumlah kasus dan kontrol adalah 1 : 4. Pertanyaan yang diajukan pada kuesioner tidak membedakan apakah responden menderita tumor atau kanker, karena istilah tumor dan kanker jelas berbeda dalam dunia medis dan keduanya digabung menjadi tumor/kanker.
Responden dalam penelitian ini yaitu sampel yang terpilih di Riset Kesehatan Dasar 2007 di seluruh provinsi yang ada di Pulau Jawa meliputi Provinsi Banten, DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta serta Provinsi Jawa Timur.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer, data dianalisis secara univariat (melihat karakteristik serta komparabilitas kasus dan kontrol), bivariat dan multivariat (dilakukan untuk menentukan besarnya hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dengan mengontrol variabel yang dianggap sebagai perancu (confounding)). Masing-masing variabel independen dilakukan analisis bivariat dengan variabel dependen. Bila analisis bivariat menghasilkan nilai p < 0,25, maka variabel tersebut langsung masuk tahap multivariat. Untuk variabel independen yang hasil bivariatnya menghasilkan nilai p > 0,25 namun secara substansi penting, maka variabel tersebut dapat dimasukkan dalam model multivariat. Hubungan antara tumor/kanker kulit dengan variabel independen diukur dengan menggunakan odds ratio (OR) serta 95% confidence interval (95%CI).
Tahap selanjutnya adalah pemilihan kandidat variabel yang akan masuk ke dalam model. Pemilihan dilakukan secara hirarki dengan cara semua variabel independen dimasukkan ke dalam model, kemudian nilai p yang tidak bermakna (p            ≥0,05) dikeluarkan dari model secara berurutan, dimulai dari nilai p yang terbesar. Setiap pengeluaran satu variabel dilakukan penilaian terhadap perubahan nilai OR dengan membandingkan OR sebelum dan sesudah variabel tersebut dikeluarkan. Jika terdapat perbedaan OR yang cukup besar (> 10%), berarti variabel tersebut tidak dapat dikeluarkan dari model karena akan menggangu estimasi OR variabel bebas lain.

3.      Analisis kesimpulan pembahasan
Jumlah kasus kanker kulit yang paling banyak ditemukan terdapat di Provinsi Jawa Tengah, berturut-turut diikuti Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Jumlah kasus yang paling rendah terdapat pada Provinsi DI Yogyakarta dan Provinsi Banten. Jenis kelamin laki-laki mempunyai risiko 1,37 kali dibanding jenis kelamin perempuan untuk terkena penyakit kanker kulit. Pada populasi umur 40–49 tahun mempunyai risiko 2,43 kali lebih besar terkena kanker kulit dibandingkan dengan kelompok umur 10–29 tahun.
Hal ini mungkin disebabkan karena pada umumnya laki-laki lebih sering bekerja di bawah sinar terik matahari dibanding perempuan. Ada banyak profesi-profesi yang mengharuskan selalu berada di luar ruangan menyebabkan keterpaparan terhadap sinar matahari cukup besar. Profesi di luar ruangan itu banyak ditempati oleh jenis kelamin lakilaki. Ditambah lagi adalah kebiasaan laki-laki yang tidak terlalu memperhatikan perawatan kulit mereka dibandingkan dengan perempuan yang lebih rajin merawat kulit mereka.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar