kembang api


star

Sabtu, 24 Oktober 2015

Cara mentelaah jurnal 2



            TELAAH JURNAL
FAKTOR RISIKO TUMOR/ KANKER RONGGA MULUT DAN TENGGOROKAN DI INDONESIA
(ANALISIS RISKESDAS 2007)







OLEH :
HENDIKA SAFITRI           1310105018



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES ALIFAH PADANG
       2015
                             
 
HASIL TELAAH JURNAL

A. JUDUL JURNAL
Hasil Telaah :
·               Judul jurnal penelitian tidak lebih dari 14 kata dalam bahasa Indonesia dan 10 kata dalam bahasa Inggris , namun pada jurnal penelitian ini terdapat 10 kata dalam bahasa indonesia dan 9 kata dalam bahasa inggris (sudah sesuai dengan penulisan kaidah penulisan jurnal yang baik yaitu tidak lebih 14 kata dalam bahasa indonesia dan 10 kata dalam bahasa inggris) (LIPI, 2013). Judul jurnal tidak mengerucut kebawah, seharusnya judul jurnal mengurucut kebawah seprti piramida (LIPI, 2013).
·               Nama penulis jurnal dicantumkan tanpa gelar akademik dan ditempatkan dibawah judul jurnal. Penulis harus mencamtumkan institusi asal dan alamat email (bagi penulis utama) untuk memudahkan komunikasi. Nama penulis utama berada urutan paling depan (LIPI, 2013). Pada jurnal ini penulis nama sudah sesuai dengan kaidah penulisan jurnal yang baik karena sudah mencamtumkan alamat penulis utama, dan nama  dibuat tanpa menggunakan gelar.

B. ABSTRAK
Hasil Telaah
·               Abstrak dibuat dalam dua bahasa (indonesia dan inggris), tidak melebihi 250 kata, ditempatkan sebelum pendahuluan, diketik dengan jarak 1 (satu) spasi (Fakultas Keperawatan UNAND, 2012). Pada jurnal ini sudah terdapat dua bahasa yaitu bahasa indonesia 202 kata dan bahasa inggris 235 kata, maka dari itu penulisan jurnal ini sudah sesuai dengan kaidah penulisan jurnal yang baik.
·               Abstrak dalam penelitian jurnal setidaknya memuat lima hal pokok yaitu pendahuluan yang terdiri dari : metode, hasil, Analisis, pembahasan,  dan kesimpulan berserat saran. Pada jurnal ini terdapat lima hal pokok dalam abstrak. Adapun poin-poin yang dimuat dalam abstrak tersebut adalah sebagai berikut :

1. Metode
  • ·            Desain Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 adalah survey dengan metode  penghitungan serta cara penarikan sampel identik dengan Susenas 2007, yaitu two-stage sampling.
  • ·            Populasi adalah seluruh rumah tangga di Indonesia.
  • ·            Sampel Riskesdas 2007 berasal dari 440 kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia dan diambil secara probability proportional to size (PPS).
  • ·            Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah nested case-control.
  • ·            Untuk setiap kasus dipilih empat kontrol secara random dari kabupaten yang sama dengan asal kasus. Dilakukan matching berdasarkan kabupaten supaya adat istiadat (kebiasaan) kasus dan kontrol setidaknya sama.
  • ·            Instrumen yang digunakan dalam jurnali ini adalah kuesioner.
 
2. Hasil
       “Besar sampel Riskesdas 2007 adalah 986.532 orang. Dari sampel ini ditemukan 203 kasus (prevalensi 0,2%) dan diambil 812 orang kontrol ( empat kali jumlah kasus) secara random dan di matching berdasarkan asal kabupaten kasus. Tumor ini tersebar di 28 provinsi seperti terlihat pada grafik di bawah. Dari grafik  ini terlihat bahwa prevalensi tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah sebesar 14,3% , Provinsi Jawa Timur 9,4% dan Provinsi Nusa Tenggara Timur 8,4%, namun ada beberapa provinsi yang tidak ditemukan kasus seperti Provinsi Jambi, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. 

 3. Analisis
        yang teridiri dari Analisis dasar (Pada analisis ini diperlihatkan karakteristik serta komparabilitas kasus dan kontrol. Jumlah responden yang dianalisis berbeda untuk variabel yang berbeda karena ada data yang tidak lengkap (missing) pada variabel tertentu), Analisis Rasio Odds (Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya serta berapa besar risiko tumor/ kanker rongga mulut dari variabel independen maupun dari setiap variabel yang dianggap perancu), Analisis Multivariat (Variabel yang nilai p < 0,25 pada uji bivariat adalah sebagi kandidat variabel pada analisis multivariat (regresi logistik), dalam hal ini adalah kelompok umur, merokok dan kebersihan mulut. Semua variabel kandidat dimasukkan secara bersama-sama ke regressi logistik kemudian diperiksa apakah ada perancu dan interaksi)”.

     4. Pembahasan
        “Penyakit tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan merupakan salah satu dari Penyakit Tidak Menular yang penanggulangan/pengendaliannya belum mendapat prioritas dari pemerintah. analisis Riskesdas 2007 ditemukan prevalensi tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan sekitar 0,2‰. Menurut Simanjuntak kasus kanker rongga mulut di Indonesia berkisar 3-4% dari seluruh kanker yang terjadi7. Di India khususnya Kerala kejadian kanker rongga mulut sekitar 20% dari seluruh kanker6. Hasil penelitian ini jauh lebih rendah dari temuan-temuan di atas karena penelitian ini dilakukan pada masyarakat (populasi) sedang penelitian di atas dilakukan di rumah sakit. Analisis ini memperlihatkan bahwa kebanyakan kasus pada mereka yang tinggal di perdesaan, berbeda dengan Simanjuntak dalam laporannya yang menyatakan bahwa kanker rongga mulut kebanyakan pada wanita dari kota kecil yang memiliki kebiasaan menyirih.7 Ditinjau dari kelompok umur, nampak bahwa banyak ditemukan pada kelompok umur muda, pada hal secara umum kanker termasuk kanker rongga mulut maupun tenggorokan atau laring kebanyakan pada umur yang sudah lanjut. Perbedaan umur ini mungkin karena kuesioner pada Riskesdas hanya melalui wawancara dengan pertanyaan ada tidaknya tumor/benjolan /kanker di daerah mulut maupun tenggorokan. Mungkin benjolan seperti amandel atau “gondongan” (limfadenitis) yang biasa terjadi pada umur muda dianggap jadi tumor/kanker rongga mulut oleh responden. Sedang pada beberapa peneliti seperti Simanjuntak benar-benar dari hasil laboratorium patologi anatomi.”.

     5. kesimpulan
       “Ditemukan prevalensi tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan 0,2‰. Penyakit ini ditemukan paling banyak di Provinsi Jawa Tengah dan tidak ditemukan kasus di 5 provinsi yaitu Provinsi Jambi, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. Faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit ini adalah umur, merokok/menyirih dan kebersihan mulut.”

      6. Saran
        “Dianjurkan kepada seluruh masyarakat agar menghindari asap rokok, dan bagi yang masih merokok diminta agar diusahakan untuk berhenti merokok, jika masih merokok agar ditempat yang sudah ditentukan agar asap rokoknya tidak menggangu orang lain. Di samping itu periksakan kondisi gigi dan mulut ke dokter gigi secara rutin setidaknya setiap enam bulan sekali dan meminta untuk dilakukan skrining kanker mulut agar dapat mendeteksi kanker sejak dini.”

      7. kata Kunci
       prevalensi, tumor/ kanker, rongga mulut dan tenggorokan, Riskesdas 2007”.
“ prevalence, cancer, oral and naso- pharingeal. Basic Health Research 2007”.
penulisan kata kunci dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris), ditempatkan di bawah abstrak, terdiri dari dua sampai lima kata yang berfungsi untuk memudahkan pencarian jurnal ini secara elektronik (LIPI, 2013). Berdasarkan uraian diatas, isi abstrak sudah sesuai dengan syarat kaidah penulisan jurnal jurnal  yang baik.

C. PENDAHULUAN
·               Pendahuluan tidak boleh terlalu panjang, tidak boleh melebihi 2 halaman ketik (Fakultas Keperawatan UNAND, 2012). Itulah sebabnya, kalimat pada pendahuluan ini harus padat dan berisi. Pembahasan dalam pendahuluan suda sesuai dengan kaidah penulisan jurnal yang baik yaitu tidak lebih dari 2 halaman ketik.
·               pendahuluan memuat tiga hal pokok, yaitu: latar belakang, tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian. Alinea berikutnya dari paparan pendahuluan dibuat menjorok ke dalam sesuai dengan penulisan alinia baru pada umunya (LIPI, 2013). Jurnal ini telah mencangkup tiga hal pokok tersebut dan setiap alinia baru di jorokan.
·               Dalam pendahuluan sudah terpapar jelas alasan mengapa peneliti memilih tentang kanker rongga mulut, karena kanker rongga mulut merupakan suatu masalah yang serius di berbagai negara dan bila digabung antara kanker rongga mulut dan tenggorokan merupakan urutan ke-enam terbanyak dari seluruh kanker yang dilaporkan di dunia. Diperkirakan insiden setiap tahunnya sekitar 275.000 untuk kanker rongga mulut dan 130.300 untuk kanker tenggorokan dan hampir 75% terjadi di negara sedang berkembang. Di dunia, kanker rongga mulut menyebabkan meninggal satu orang dalam sehari. Di Amerika satu orang meninggal dalam satu jam. Hal itu akibat kanker rongga mulut yang mudah menyebar. Di India khususnya di Kerala kejadian kanker rongga mulut sangat tinggi yaitu sekitar 20% dari seluruh keganasan. Di Indonesia, menurut Simanjuntak kasus kanker rongga mulut berkisar 3-4% dari seluruh kasus kanker yang terjadi7. Angka kematiannya 2-3% dari seluruh kematian akibat keganasan.
         Dalam Pendahuluan sudah terdapat studi pendahuluan yang dilakukan peneliti sendiri pada kanker rongga mulut , pada beberapa responden untuk memperkuat alasan penelitian dan membuktikan bahwa kanker ronggga mulut memang merupakan suatu masalah serius di berbagai negara.

Analisa isi jurnal :
  • ·            Latar belakang dari penelitian jurnal : Kanker rongga mulut merupakan suatu masalah yang serius di berbagai negara dan bila digabung antara kanker rongga mulut dan tenggorokan merupakan urutan ke-enam terbanyak dari seluruh kanker yang dilaporkan di dunia.
  • ·            Tinjauan pustaka : Di dunia, kanker rongga mulut menyebabkan meninggal satu orang dalam sehari. Di Amerika satu orang meninggal dalam satu jam. Hal itu akibat kanker rongga mulut yang mudah menyebar.
  • ·            Tujuan dari penelitian jurnal ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan di Indonesia. 

         Faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker tenggorokan antara lain merokok dan mengunyah tembakau, penggunaan alkohol secara berlebihan, kurangnya kebersihan gigi, virus HPV (human papilloma virus), makan rendah buah dan sayur, terkena serat asbes. Umumnya penderita datang berobat sesudah ada keluhan seperti adanya benjolan di leher, nyeri tukak atau borok. Pada hal bila sudah ada keluhan maka penyakit sudah dalam stadium lanjut akibatnya prognosa dari kanker tenggorokan maupun rongga mulut relatif buruk. Suatu kenyataan yang kurang menyenangkan di mana seringkali prognosa ini diakibatkan oleh diagnosa dan perawatan yang terlambat.12  Faktorfaktor yang dapat menimbulkan keterlambatan ini antara lain kanker pada tahap awal seringkali tidak menimbulkan keluhan (ketidaktahuan penderita), rasa takut berobat dan tidak ada biaya untuk berobat. Di samping itu dokter yang memeriksa tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gambaran klinis keganasan mulut, sehingga terlambat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Analisa kanker kerongkongan dengan sistim pencernaan
Apa hubungan nya penelitian kanker korongkongan ini dengan sistim pencernaan? Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung.
Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik, sehingga jika terganggu akan mempengaruhi sistim pencernaan lain. Karna
sistim pencernaan itu pada dasarnya saling berkaitan (Mulut, Tenggorokan, Kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, anus/rektum

D. PERNYATAAN MASALAH PENILITIAN
         Apakah faktor resiko tumor/ kanker rongga mulut dan tenggorokan di indonesia?
Hasil Telaah
Pada jurnal ini telah di cantumkan tentang faktor resiko apa-apa saja yang mempengaruhi terjadinya kanker rongga mulut. sehingga sudah dapat menggambarkan kriteria standarisasi dari masalah penelitian.

E. STUDI LITERATUR ATAU TINJAUAN PUSTAKAAN
Hasil telaah
  • ·               pada literature review sudah tergambarkan tentang tinjauan pustaka dan petunjuk kriteria standarisasi dari tinjauan pustaka penelitian. Tinjauan pustaka terdapat pada pendahuluan jurnal yang membantu untuk menguatkan data tentang permasalahan yang akan diangkat.
  • ·               pada jurnal ini sudah mencantumkan subjudul tentang rumusan masalah ataupun membahas tinjauan pustaka yang seharusnya terdapat pada bagian pendahuluan.
  • ·               Tinjauan pustaka sudah berisikan semua teori yang memperkuat pembahasan tentang penelitian dan menjelaskan semua variabel yang dibahas pada penelitian tersebut.
  • ·               pembahasan yang harus dimunculkan pada studi literatur adalah: Apa-apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker rongga mulut tersebut.

G. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
Hasil telaah
·               Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara tentang hasil akhir dari penelitian ini (Nursalam, 2011). Apapun hasil pnelitian walaupun berbeda dengan hipotesisnya tidak membuat penelitian menjadi kurang bermakna.
·               Hipotesis pada penelitian ini sudah dicantumkan tentang faktor apa apa saja yang mempengaruhi kanker rongga mulut.

H. METODOLOGI
Desain Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 adalah survey dengan metode penghitungan serta cara penarikan sampel identik dengan Susenas 2007, yaitu two-stage sampling. Populasi adalah seluruh rumah tangga di Indonesia. Sampel Riskesdas 2007 berasal dari 440 kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia dan diambil secara probability proportional to size (PPS). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah nested case-control yang diambil dari data Riskesdas 2007 dan data dari Kor Susenas 2007. Kasus adalah semua responden yang telah/sedang mengalami tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan. Pada penelitian ini tidak dipisahkan tumor/ kanker rongga mulut maupun tumor/kanker tenggorokan, karena pada kuesioner digabung menjadi satu variabel. Kontrol adalah semua responden yang tidak pernah menderita tumor/kanker. Untuk setiap kasus dipilih empat kontrol secara random dari kabupaten yang sama dengan asal kasus. Dilakukan matching berdasarkan kabupaten supaya adat istiadat (kebiasaan) kasus dan kontrol setidaknya sama.
Hasil telaah
  • ·               Bagian metodologi ini umumnya terdiri dari beberapa bagian tergantung dari besar kecilnya informasi yang akan diberikan.  Pada penelitian besar dengan desain yang agak kompleks, biasanya bagian ini agak panjang, mengingat banyak hal yang perlu dijelaskan khususnya bagaimana penelitian dilakukan di lapangan termasuk beragai metode pengukuran yang digunakan. Pada penlitian kecil dengan desain yang sederhana biasanya hanya beberapa paragraf saja. Umumnya, bagian ini terdiri dari beberapa bagian seperti : lokasi penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, dan analisis data.bagian-bagian lainnya bisa ditambahkan sesuai dengan keperluan (LIPI, 2013).
  • ·               Metode penilitian disesuaikan dengan jenis penilitian. Penilitian kualitatif seperti eksperimen seperti jurnal ini yang sudah sesuai dengan jenis penelitian nya.

I. POPULASI DAN SAMPEL
Hasil telaah
                     Berisikan tentang siapa populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Perlu dikemukakan mengapa peneliti memilih sampel seperti itu. Bila peneliti menggunakan kriteria sampel maka harus dikemukakan dengan jelas bagaimana sampel dipilih. Penulisan pengambilan sampel sudah cukup mencamtumkan, misalnya “matode random sederhana atau “metode sistematik random”.
                     Di dalam jurnal telah terantum dan dijelaskan siapa yang menjadi subjek penelitian yaitu dari “440 kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia dan diambil secara probability proportional to size (PPS). Di dalam jurnal ini juga telah dijelaskan bagaimana teknik pengambilan sampel yang digunakan dan besarnya sampel, dan sudah dijelaskan teknik pengambilan sampel yang digunakan dan besarnya sampel,

J. INSTRUMENT
Hasil telaah
                     Instrumen penilitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen penilitian dapat berupa kuesioner, formulir observasi. Formulir yang berhubungan dengan pencatatan data (Nursalam 2011). di dalam jurnal penelitian ini menggunakan instrument kuesioner.

K. DATA ANALISIS
Hasil telaah
                     Pada bagian ini harus dijelaskan bagaimana data yang telah dikumpulkan di lapangan di analisis berbentuk tabel. Program statistik apa yang digunakan dan data analisnya sudah di tampilkan sehingga kita dapat mengetahui bagaimana cara penelitian menganalisis hasil penelitian.

L. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil telaah
                     Penjelasan tabel atau gambar dalam narasi tidak boleh terlalu detail atau panjang. Cukup memberikan keterangan singkat tentang isi dari tabel atau gambar. Dengan demikian tidak ada pengulangan informasi dari tabel atau gambar dalam narasi (LIPI, 2013).
                     Usahakan jumlah tabel dan gambar tidak melibihi 5 buah. Untuk memperkecil jumlah tabel, dalam satu tabel dapat dimuat beberapa variabel karakteristik responden yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, suku, dan agama dalam suatu tabel. Harus diperhatikan juga bahwa setiap tabel atau gambar harus dapat menjelaskan dirinya sendiri. Jenis satuan, jumlah sampel, apakah berhubungan (nilai p) harus bisa terlihat pada tabel tersebut. Tabel atau gambar yang dibuat untuk tulisan jurnal harus diletakan pada bagian belakang dari manuskrip yang kita siapkan atau setelah daftar pustaka. Setiap satu tabel atau gambar dimuat dalam satu halaman dan tetap dibuat dalam 2 spasi.
                     Bagian hasil analisis data behavariat disebutkan bahwa uji statistik yang dipakai untuk mengetahui desain Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 adalah survey dengan metode penghitungan serta cara penarikan sampel identik dengan Susenas 2007, yaitu two-stage sampling dan Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah nested case-control.

2. Pembahasan
·                  Pembahasan dilakukan dengan memperlihatkan mengapa apa saja faktor resiko dari tumor/ kanker rongga mulut, dan bagaimana pemahaman kebanyak orang tentang penyakit tersebut. Kalau itu sesuatu yang bertentangan dengan pemahaman selama ini harus pula ada penjelasan mengapa penelitian ini tidak sama dengan apa yang dipahami. Berbagai keterbatasan perlu dikemukakan termasuk kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi karena desain penelitian analitik di mana hasil analisis statistik tidak memperlihatkan hubungan yang bermakna dari variabel utama yang diteliti. Ini berarti, ada faktor pengganggu yang tidak dikontrol atau ada kekurangan dalam hal jumlah sampel atau kelemahan dalam alat ukur yang digunakan. Semua ini harus ditelusuri dan dikemukakan dengan baik.
·      Pada paragraf terakhir di bagian ini biasanya kita temukan kalimat yang berhubungan dengan kesimpulan dan saran. Kalimat ini kadang dibuat tidak secara eksplisit namun memberikan informasi kepada pembaca apa kesimpulan Yang tidak ditarik oleh tim peneliti terhadap penelitian yang Telah dilakukan. Ini tentu merujuk pada hasil dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya. Saran dikemukakan juga dalam bentuk yang sangat singkat. Biasanya semuanya dalam bentuk satu paragraph. Namun demikian, pada beberapa jurnal ilmiah, bagian ini disendirikan. Pada keadaan demikian, kita bisa memberikan kesimpulan dan saran dalam beberapa kalimat. Pembahasan dalam jurnal ini sudah mencakup pembahasan masing-masing variabel dan pembahasan hasil analisis bivariatnya.

Analisa Isi jurnal
Penyakit tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan merupakan salah satu dari Penyakit Tidak Menular yang penanggulangan/pengendaliannya belum mendapat prioritas dari pemerintah. Bila dilihat dari pekerjaan responden, ditemukan yang paling banyak adalah yang bekerja sebagai buruh (buruh tani) termasuk nelayan. Beberapa peneliti menyebutkan paparan sinar matahari yang mengandung komponen ultraviolet merupakan risiko terjadinya kanker pada bibir. Kanker bibir selalu dihubungkan dengan orang-orang yang memiliki aktivitas di luar seperti nelayan dan petani.14 Kira-kira 30% pasien menderita kanker bibir merupakan pekerja yang banyak terpapar pada sinar matahari, misalnya petani dan nelayan.15  Merokok/menyirih dengan menggunakan tembakau merupakan faktor risiko terpenting menjadi penyebab kanker tenggorokan karena dapat merusak sel-sel dalam rongga mulut dan bagian dalam tenggorokan. Dikatakan 90% pasien kanker rongga mulut disebabkan oleh pengguna tembakau.16 Orang yang merokok dengan tembakau mempunyai enam kali lebih besar terkena kanker rongga mulut dari pada yang tidak merokok17. Berbeda dengan hasil analisis ini, yang menunjukkan bahwa merokok mempunyai risiko hanya sebesar 1,6 kali menderita tumor/kanker rongga mulut dibanding yang tidak merokok. Kebersihan rongga mulut yang tidak terjaga pun ikut ambil peranan memicu timbulnya kanker rongga mulut. Analisis ini memperlihatkan bahwa kebersihan mulut yang jelek mempunyai risiko 2,3 kali menjadi tumor/kanker rongga mulut dibanding yang kebersihan mulut baik. Ada juga kanker rongga mulut yang bermula dari gigi yang tidak dirawat atau luka kronis pada mulut akibat gigi palsu yang posisinya tidak pas. Iritasi yang berulang karena tepi yang tajam dari gigi yang patah, tambalan gigi palsu dapat merupakan risiko tambahan untuk terjadinya tumor ganas di rongga mulut.

M. KESIMPULAN/DISKUSI
Hasil telaah :
Bagian ini adalah yang kadang ditampilkan dalam teks dan kadang pula dicantumkan secara tidak langsung pada bagian akhir dari pembahasan. Patut diingat, bahwa yang disampaikan dalam bagian ini adalah kesimpulan yang diputuskan oleh peneliti setelah melihat hasil yang diperoleh dan pembahasan yang mempertimbangkan semua aspek yang terkait dengan apa yang ada dalam penelitian tersebut. Kesimpulan harus menjawab pertanyaan penelitian yang dinyatakan dalam sub-bab pendahuluan. Saran mengikuti kesimpulan yang umumnya mengemukakan rekomendasi kepada pihak pengambil kebijakan dalam menanggulangi masalah yang di teliti serta saran untuk penelitian berikutnya. Kesimpulan dan saran disusun dalam beberapa kalimat dan umumnya hanya satu paragraph (LIPI, 2013).
                     Kesimpulan dalam jurnal ini dibuat dalam satu paragraf, sehingga sudah sesuai dengan pertanyaan dan tujuan penelitian.

N. IMPILIKASI PENGGUNAAN HASIL PENELITIAN
Hasil telaah
                     Penelitian ini sangat penting diketahui dan dipahami masyarkat agar tidak terlalu meremehkan penyakit ini.

O. DAFTAR PUSTAKA
Hasil telaah
1. Daftar Pustaka harusnya tersusun berdasarkan abjad, namun dalam jurnal ini tidak tersusun berdasarkan abjad.
2. Daftar Pustaka dari internet harusnya dibuat nama penulis, kalau tidak ada nama penulis dibuat “anonim”. Alamat website yang ditampilkan dalam sumber internet tidak lengkap dan tidak ada tanggal dan waktu mengakses. Jenis sumber internet yang ada juga tidak diketahui apakah jurnal ilmiah atau artikel.
3. judul buku atau artikel dalam daftar pustaka tidak dicetak miring, seharusnya dicetak miring.


REFERENSI


Fakaultas keperawatan UNAND. (2012). Jurnal Ners. Di akses pada tanggal 8 September 2013   dari http://www.unand.ac.id

LIPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.Diakses pada tanggal 8 September 2013 dari http://www. Pusbindiklat.lipi.go.id

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Surabaya: Salemba Medika.

1 komentar: