kembang api


star

Rabu, 04 November 2015

MANAGEMENT KASUS PADA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA



BAB I
PENDAHULUAN


1.      Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk social yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan social. Kebutuhan social yang dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan kebutuhan pernytaan diri.
Secara individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu berada dalam satu keluarga. Dengan demikian ada dasarnya individu memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa melalaui kelompok.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku pasien/klien, dan meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptive.
Beberapa keuntungan yang diperoleh individu atau klien melalui terapi aktivitas kelompok melalui dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah, meningkatkan hubungan internasional dan juga meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien dengan gangguan orientasi realitas ( Birckhead, 1989).
Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi aktivitas kelompok merupakan hal yang penting dari keterampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan.
Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong anggota kelompok untuk mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat juga adaptif menilai respon klien selama berada dalam kelompok.
Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.




2.      Rumusan Masalah
1.      Apa itu terapi orientasi realita?
2.      Apa tujuan dari terapi orientasi realita?
3.      Bagaimana peran perawat dalam terapi orientasi realita?
4.      Bagaimana prosedur dari terapi orientasi realita?


3.      Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1.      Menjelaskan pengertian dari terapi orientasi realita.
2.      Menjelaskan tujuan dari terapi orientasi realita.
3.      Menjelaskan peran perawat dalam terapi orientasi realita.
4.      Menjelaskan prosedur dari terapi orientasi realita.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Terapi Orientasi Realita
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist (Yosep, 2009). Sedangkan pengertian TAK orientas realitas menurut Purwaningsih dan Karlina (2009) adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Pengertian yang lain menurut Keliat dan Akemat (2005), TAK orientasi realitas adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan atau tempat, dan waktu.
Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) Orientasi Realitas adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/tempat, dan waktu.


B.     Tujuan terapi realita
Tujuan umum TAK orientasi realitas adalah :
1.    klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu dan sesuai dengan kenyataan.
Tujuan khususnya (Keliat dan Akemat, 2005) adalah:
1.      Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
2.      Klien mampu mengenal waktu dengan tepat.
3.      Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya dengan tepat.
4.      Klien mampu berpartisipasi dalam kegiatan tak
5.      Klien mampu mengenal nama-nama perawat
6.      Klien mampu mengenal nama-nama klien
7.      Klien mampu bekerjasama dalam kegiatan dari awal sampai akhir


C.    Peran perawat terapi orientasi realita
1.      Leader dan Co-Leader 
Bertugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamisasi kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok untuk menetapkan tujuan dan membuat peraturan. Pemimpin dan anggota kelompok mendiskusikan apa yang harus dilakukan selanjutnya, memotivasi kesatuan kelompok dan membantu kelompok untuk berkembang dan bergerak secara dinamis
2.       Fasilitator
 Bertugas memberikan stimulus kepada anggota kelompok lain agar dapat mengikuti jalannya kegiatan dalam kelompok
3.       Observer 
Bertugas mencatat serta mengamati respon klien, jalannya aktivitas therapi, peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok serta yang drop out (tidak dapat mengikuti kegiatan sampai selesai)


D.    Prosedur terapi orientasi realita
1.      Persiapan
a.       Memilih klien dengan masalah keperawatan: gangguan proses pikir (waham).
b.      Membuat kontrak dengan klien
c.       Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2.      Pelaksanaan
A.    Orientasi
1.      Salam terapeutik
a)      Salam dari terapis kepada klien
b)      Memperkenalkan nama dan panggilan terapis
2.      Evaluasi atau validasi
a)      Menanyakan perasaan klien saat ini
b)      Menanyakan masalah yang dirasakan
3.      Kontrak
a)      Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu orientasi pengenalan orang
b)       Menjelaskan aturan main:
                                                                                i.            Masing-masing klien duduk ditempat masing-masing sampai permainan selesai
                                                                              ii.            Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin pada pimpinan tak
                                                                            iii.            Kegiatan berlangsung selam 30 menit
                                                                            iv.            Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

B.     Tahap kerja
1.      Terapis membagikan name tag untuk masing-masing peserta
2.      Terpis meminta masing-masing peserta untuk menyebutkan nama, nama panggilan, status dan alamatnya
3.      Terapis meminta masing-masing peserta menuliskan nama panggilan dimasing-masing name tag yang dibagikan
4.      Terapis meminta masing-masing peserta memperkenalkan diri secara berurutan searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi menyebutkan:
a.       Nama diri
b.      Nama panggilan
c.       Alamat
5.      Terapis menjelaskan langkah-langkah berikutnya yaitu:
6.      Handphone akan dinyalakan saat music terdengar bola dipindahkan dari satu peserta ke peserta lain, saat music dihentikan, peserta yang sedang memegang bola menyebutkan nama, nama panggilan, dan alamat dari semua peserta yang lain
7.      Terapis memutar handphone dan mematikan. Saat music berhenti peserta yang sedang memegang bola diharapkan menyebutkan nama, nama panggilan dan alamat dari peserta lain.
8.      Ulangi langkah pertama sampai semua peserta mendapatkan giliran
9.      Terapis memberikan pujian untuk setiap eberhasilan peserta dengan mengajak peserta bertepuk tangan

C.    Tahap terminasi
1.  Evaluasi
a.       Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti tak
b.      Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2.  Tindak lanjut
Menganjurkan tiap peserta untuk meningkatkan kontak dan interaksi dengan yang lainnya
3.  Kontrak yang akan datang
a.       Terapis membuat kesepakatan dengan peserta kegiatan brikutnya yaitu “mengenal tempat”.
b.      Terapis membuat kesepakatan dengan peserta tempat dan waktu pelaksanaan tak


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
TAK Orientasi Realita berupaya dalam mengorientasikan keadaan nyata kepada klien baik diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (waktu, tempat). Dimana Jenis TAK Orientasi Realita yaitu :
a.       Orientasi Realitas pengenalan orang
b.      TAK Orientasi Realitas pengenalan tempat
c.       TAK Orientasi Realitas pengenalan waktu.
Tujuan umum TAK Orientasi realitas adalah klien mampu mengenali orang, tempat dan waktu sesuai kenyataan.
TAK orientasi realitas terdiri dari 3 sesi, yaitu sesi 1: pengenalan orang, sesi 2: pengenalan tempat dan sesi 3: pengenalan waktu (Keliat dan Akemat, 2005).
B.     Saran
Diharapkan  makalah ini mampu menjadi pedoman dan dapat kita pahami mengenai pentingnya kita sebagai perawat memahami adanya terapi yang dapat diberikan pada klien gangguan jiwa.
Kami selaku kelompok berharap makalah ini dapat kita bahas secara bersama agar dapat lebih sempurna dan proses penyusunannya kedepan kami harapakan lebih dapat sempurna












Tidak ada komentar:

Posting Komentar