kembang api


star

Rabu, 04 November 2015

TERAPI SOSIALISASI



BAB I
PENDAHULUAN


1.      Latar Belakang
         Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain. Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain (Rowlins, 1993). Dimana individu yang mempunyai mekanisme koping adaptif, maka peningkatan sosialisasi lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang mempunyai mekanisme koping maladaptif (skizofrenia), bila tidak segera mendapatkan terapi atau penanganan yang baik akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan lebih buruk. (Keliat dan Akemat, 2005) menjelaskan bahwa untuk peningkatan sosialisasi pada klien bisa dilakukan dengan pemberian Terapi Aktifitas Kelompok sosialisasi. Namun kenyatannya pada saat ini di Rumah Sakit Jiwa Menpengaruh TAK sosialisasi masih diragukan, hal ini disebabkan karena jumlah klien dengan riwayat menarik diri masih relatif banyak meskipun TAK sosialisasi sudah dilakukan.
             Hampir di seluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%) orang yang mengalami skizofrenia (ringan sampai berat) (WHO, 2006). Hasil survey Kesehatan Mental Rumah Tangga di Indonesia menyatakan bahwa 185 orang per 1000 penduduk di Indonesia mengalami skizofrenia (ringan sampai berat). Berdasarkan survey di rumah sakit jiwa, masalah keperawatan yang paling banyak ditemukan adalah menarik diri (17,91 %), halusinasi (26,37 %), perilaku kekerasan (17,41 %), dan harga diri rendah (16,92 %).
              Terapi aktifitas kelompok sosialisasi sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi aktifitas kelompok merupakan hal yang penting dari ketrampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan.



2.      Rumusan Masalah
1.      Apa itu terapi sosialisasi?
2.      Apa tujuan dari terapi sosialisasi?
3.      Bagaimana peran perawat dalam terapi sosialisasi?
4.      Bagaimana prosedur dari terapi sosialisasi?


3.      Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1.      Menjelaskan pengertian dari terapi sosialisasi.
2.      Menjelaskan tujuan dari terapi sosialisasi.
3.      Menjelaskan peran perawat dalam terapi sosialisasi.
4.      Menjelaskan prosedur dari terapi sosialisasi



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Terapi Sosialisasi
          Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
  Setiap kelompok mempunyai struktur dan identitas tersendiri. Kekuatan kelompok memberikan kontribusi pada anggota dan pimpinan kelompok untuk saling bertukar pengalaman dan memberi penjelasan untuk mengatasi masalah anggota kelompok. Dengan demikian kelompok dapat dijadikan sebagai wadah untuk praktek dan arena untuk uji coba kemampuan berhubungan dan berperilaku terhadap orang lain.
   Terapi aktifitas kelompok (TAK): Sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial (Keliat dan Akemat 2005)

2.      Tujuan terapi sosialisasi
Tujuan umum TAK sosialisasi adalah :
Tujuan  umum TAKS yaitu klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
Tujuan khususnya adalah:
a.       Klien mampu mernperkenalkan diri
b.      Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c.       Klien mampu bercakap-cakap dcngan amggola kelompok
d.      Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapa
e.       Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain
f.       Kilen mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
g.      Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah dilakukan.

3.      Peran perawat terapi sosialisasi
A.    Sebagai Leader dan Co Leader
a.   Menganalisa dan mengobservasi pola komunikasi dalam kelompok
b.  Membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamika kelompok
c. Membantu motivator
d. Membantu kelompok menetapkan tujuan dan membuat peraturan
e.Mengarahkan dan memimpin jalanya terapi aktivitas kelompok
B.     Sebagai fasilitator
      Sebagai fasilitator perawat ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai anggota kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada anggota kelompok lain agar dapat mengikuti jalanya kegiatan
C.     Sebagai observer
a.  Mencatat serta mengamati respon klien
b. Mengamati jalanya aktifitas terapi
c. Mencegah peserta yang draup out
D.    Mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaan
a.       Adanya Sub kelompok
Apabila selama terapi aktifitas kelompok ada beberapa anggota kelompok yang secara tidak sengaja membentuk kelompok ( Sub kelompok ), maka perawat harus segera mengatasinya
b.      Keterbukaan yang kurang
c.       Resistensi baik individu maupun kelompok
d.      Adanya anggota kelompok yang draup out
      Anggota kelompok yang draup out merupakan anggota kelompok yang keluar atau tidak bisa mengikuti terapi aktifitas kelompok sarnpai selesai
Cara mengatasi masalah ini tergantung jenis kelompok terapis, kontok dan kerangka teori yang mendasari terapi aktifitas tersebut
E.     Program antisipasi masalah
      Merupakan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi keadaan yang bersifat darurat (emergensi dalam terapi) yang dapat mempengaruhi proses pelaksanann terapi aktifitas kelompok

4.      Prosedur terapi sosialisasi
Aktivitas TAKS dilakukan dengan melatih kemampuan sosialisasi klien. Klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah klien dengan gangguan hubungan sosial berikut:
1)      Klien menarik diri yang telah melakukan interaksi interpersonal
2)      Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan stimulus
Tujuan
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama pangilan, asal dan hobi
Setting
1)      Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
2)      Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1)      Tape recorder
2)      Kaset
3)      Bola tenes
4)      Buku catatan dan pulpen
5)      Jadwal kegiatan klien

Metode
1)      Dinamika kelompok
2)      Diskusi dan Tanya jawab
3)      Bermain peran atau stimulasi
Langkah-langkah
Persiapan:
a)      Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi sosial
b)      Membuat kontrak dengan klien
c)      Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Orientasi:
Pada tahap ini terapis melakukan
a)      Memberikan salam terapiutik : salam dari terapis
b)      Evaluasi / validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini
 Kontrak:
(1)   Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri
(2)   Menjelaskan aturan main berikut:
·         Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin kepada terapis
·         Lama kegiatan 45 menit
·         Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
Langkah Kerja:
a)      Jelaskan kegiatan, yaitu kaset pada tape recorder akan dihidupkan serta bola akan diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu ke arah kiri) dan pada saat tape dimatikan maka anggota kelompok yang memegang bola memperkenalkan diri
b)      Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenes berlawanan dengun arah jarum jam
c)      Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran untuk menyebutkan salam, nama lengkap, nama pangilan, hobi dan asal dimulai terapis sebagai contoh.
d)     Tulis nama panggilan pada kertas/papan nama dan temple/pakai.
e)      Ulangi b, c dan d sampai semua anggota kelompok dapat giliran
f)       Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan
Tahap Terminasi
a)      Evaluasi
·         Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
·         Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b)      Rencana tindak lanjut
·         Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri kepada orang lain di kehidupan sehari-hari
·         Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian klien
c)      Kontrak yang akan datang
·         Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok.
·         Menyepakati waktu dan tempat.


BAB III
  PENUTUP

A.    Kesimpulan
           Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain. Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain.
  Tujuan  umum TAKS yaitu klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.  
  Terapi aktifitas kelompok (TAK): Sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial (Keliat dan Akemat 2005)

B.     Saran
Diharapkan  makalah ini mampu menjadi pedoman dan dapat kita pahami mengenai pentingnya kita sebagai perawat memahami adanya terapi yang dapat diberikan pada klien gangguan jiwa.
Kami selaku kelompok berharap makalah ini dapat kita bahas secara bersama agar dapat lebih sempurna dan proses penyusunannya kedepan kami harapakan lebih dapat sempurna












Tidak ada komentar:

Posting Komentar