STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
Masalah
Utama : Halusinasi
A.
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
·
Petugas mengatakan bahwa klien sering
menyendiri di kamar
·
Klien
sering ketawa dan tersenyum sendiri
·
Klien mengatakan sering mendengar dan melihat suara-suara
yang membisiki dan isinya tidak jelas serta melihat bidadari dan malaikat.
2. Diagnosa keperawatan:
B. Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1.
Tindakan Keperawatan untuk Pasien :
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
1)
Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
2)
Pasien dapat mengontrol halusinasinya
SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan
cara-cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
dengan cara pertama: menghardik halusinasi
ORIENTASI:
”Selamat
pagi bapak, Saya Mahasiswa keperawatan STIKES yang akan merawat bapak Nama Saya Yuliani Pamungkas, senang
dipanggil Yulia. Nama
bapak siapa?Bapak Senang dipanggil apa”
”Bagaimana
perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
”Baiklah,
bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini bapak dengar
tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama?
Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
”Apakah
bapak mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”
” Apakah
terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering D dengar
suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar?
Apakah pada waktu sendiri?”
” Apa yang
bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa
yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara
itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara
itu muncul?
” bapak ,
ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat
dengan teratur.”
”Bagaimana
kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya
sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang,
pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu
diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah
begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak D sudah bisa”
TERMINASI:
Evaluasi
subjektif :
”Bagaimana
perasaan N
setelah peragaan latihan tadi?”
Evaluasi objektif :
Kalau
suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut !
Rencana tindak lanjut :
bagaimana
kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara
masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
pasien).
Kontrak :
Bagaimana
kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara
dengan cara yang kedua? Jam berapa D?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama
kita akan berlatih?Dimana tempatnya”
”Baiklah,
sampai jumpa.”
SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara
kedua:
bercakap-cakap
dengan orang lain
Orientasi:
“Selamat
pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah
suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita
latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan
latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang
lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di
sini saja?
Kerja:
“Cara
kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara,
langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan
bapak Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol
dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya istri,anak bapak katakan:
bu, ayo ngobrol dengan bapak sedang dengar suara-suara. Begitu bapak Coba bapak
lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus!
Nah, latih terus ya bapak!”
Terminasi:
Evaluasi subjektif :
“Bagaimana
perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang bapak
pelajari untuk mencegah suara-suara itu?
Evaluasi objektif :
Bagus,
cobalah kedua cara ini kalau bapak mengalami halusinasi lagi.
Rencana tindak lanjut :
Bagaimana
kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak. Mau jam berapa latihan
bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu
muncul!
Kontrak :
Besok pagi
saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu
melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau
di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi”
SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara
ketiga:
melaksanakan
aktivitas terjadwal
Orientasi: “Selamat
pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah
suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah
kita latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan
belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan
terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama
kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”
Kerja: “Apa saja
yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya,
terus jam berikutnya (terus ajak sampai didapatkan
kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih
dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali bapak bisa
lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul.
Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada
kegiatan.
Terminasi:
Evaluasi
subjektif :
“Bagaimana
perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah
suara-suara?
Evaluasi objektif :
Bagus
sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-suara.
Bagus sekali.
Rencana tindak lanjut :
Mari kita
masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara
dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi
seluruh aktivitas dari pagi sampai malam)
Kontrak :
Bagaimana
kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik
serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan
ya! Sampai jumpa.”
SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur.
Orientasi:
“Selamat pagi bapak Bagaimana
perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ?
Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal
kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari
ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak minum. Kita akan
diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya bapak?”
Kerja:
“bapak adakah bedanya setelah minum
obat secara teratur. Apakah suara-suara berkurang/hilang ? Minum obat sangat
penting supaya suara-suara yang bapak dengar dan mengganggu selama ini tidak
muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum ? (Perawat menyiapkan obat
pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam
1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih
(THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku.
Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya
untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh
diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, bapak
akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis
bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. bapak juga harus teliti
saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus
memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak Jangan keliru dengan
obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada
waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya
bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus
cukup minum 10 gelas per hari”
Terminasi:
Evaluasi subjektif :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita
bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah
suara-suara?
Evaluasi objektif :
Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban
benar).
Rencana tindak lanjut :
Mari kita masukkan jadwal minum obatnya
pada jadwal kegiatan bapak Jangan lupa pada waktunya
minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah.
Kontrak :
Nah makanan sudah datang. Besok
kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita
bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”
2.
Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga
a.
Tujuan:
1. Keluarga
dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit maupun
di rumah
2. Keluarga
dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
b. Tindakan Keperawatan
Keluarga merupakan
faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien
dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di rumah sakit
sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh. Demikian juga saat
pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga
yang mendukung pasien secara konsisten akan membuat pasien mampu mempertahankan
program pengobatan secara optimal. Namun demikian jika keluarga tidak mampu
merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi akan sangat
sulit. Untuk itu perawat harus memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga
agar keluarga mampu menjadi pendukung yang efektif bagi pasien dengan
halusinasi baik saat di rumah sakit maupun di rumah.
Tindakan
keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi adalah:
1)
Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Berikan
pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang
dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan
cara merawat pasien halusinasi.
3)
Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien
dengan
halusinasi langsung di hadapan pasien
4)
Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga perawatan lanjutan pasien
SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan
tentang pengertian
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi
dan cara-cara merawat pasien halusinasi.
Peragakan percakapan berikut ini dengan
pasangan saudara.
ORIENTASI:
“Selamat pagi
Bapak/Ibu!”“Saya yudi perawat yang merawat Bapak”
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apa
pendapat Ibu tentang Bapak?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang
apa masalah yang Bapak alami dan bantuan apa yang Ibu bisa berikan.”
“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana
kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang Ibu
rasakan menjadi masalah dalam merawat bapak Apa yang Ibu lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh Bapak itu
dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya
tidak ada bendanya.
”Tanda-tandanya bicara dan tertawa
sendiri,atau marah-marah tanpa sebab”
“Jadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan
mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak ada.”
“Kalau Bapak mengatakan melihat
bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat
membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa cara untuk membantu ibu agar
bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: Pertama,
dihadapan Bapak, jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja
Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan,
tetapi Ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya”.
”Kedua, jangan biarkan Bapak melamun
dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada
orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan
bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih Bapak untuk
membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan
berikan pujian jika dia lakukan!”
”Ketiga, bantu Bapak minum obat secara
teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini,
saya juga sudah melatih Bapak untuk minum obat secara teratur. Jadi Ibu dapat
mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya
untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7
pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat
rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya
menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu
diminum untuk mencegah kekambuhan”
”Terakhir, bila ada tanda-tanda
halusinasi mulai muncul, putus halusinasi Bapak dengan cara menepuk punggung
Bapak. Kemudian suruhlah Bapak menghardik suara tersebut. Bapak sudah
saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.
”Sekarang, mari kita latihan memutus
halusinasi Bapak. Sambil menepuk punggung Bapak, katakan: bapak, sedang apa
kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu
datang? Ya..Usir suara itu, bapak Tutup telinga kamu dan katakan pada suara
itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, pak”
”Sekarang coba Ibu praktekkan cara yang
barusan saya ajarkan”
”Bagus Bu”
TERMINASI:
Evaluasi subjektif :
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita
berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi Bapak?”
Evaluasi objektif :
“Sekarang coba Ibu sebutkan kembali
tiga cara merawat bapak?”
”Bagus sekali Bu.
Rencana tindak lanjut :
Bagaimana kalau dua hari lagi
kita bertemu untuk mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung
dihadapan Bapak?”
Kontrak :
”Jam berapa kita bertemu?”dimana kita mau bertemu ?”
Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi
SP 2
Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien
langsung dihadapan pasien
Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi langsung
dihadapan pasien.
ORIENTASI:
“Selamat pagi”
“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?”
”Apakah Ibu masih ingat bagaimana cara
memutus halusinasi Bapak yang sedang mengalami halusinasi?Bagus!”
” Sesuai dengan perjanjian kita, selama
20 menit ini kita akan mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan
Bapak”.
”mari kita datangi bapak”
KERJA:
”Selamat pagi pak” ”pak, istri bapak
sangat ingin membantu bapak mengendalikan suara-suara yang sering bapak dengar.
Untuk itu pagi ini istri bapak datang untuk mempraktekkan
cara memutus suara-suara yang bapak dengar. pak nanti kalau sedang dengar
suara-suara bicara atau tersenyum-senyum sendiri, maka Ibu akan mengingatkan seperti
ini” ”Sekarang, coba ibu peragakan cara memutus halusinasi yang sedang
bapak alami seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya. Tepuk punggung bapak
lalu suruh bapak mengusir suara dengan menutup telinga dan menghardik suara
tersebut” (saudara mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap
pasien)Bagus sekali!Bagaimana pak? Senang dibantu Ibu? Nah Bapak/Ibu ingin
melihat jadwal harian bapak. (Pasien memperlihatkan dan dorong istri/keluarga
memberikan pujian) Baiklah, sekarang saya dan istri bapak ke ruang perawat
dulu” (Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi
dengan keluarga
TERMINASI:
Evaluasi subjektif :
“Bagaimana perasaan Ibu setelah
mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan Bapak?”
Evaluasi objektif :
”Dingat-ingat pelajaran kita hari ini
ya Bu. ibu dapat melakukan cara itu bila Bapak mengalami halusinas”.
Rencana tindak lanjut :
“bagaimana kalau kita bertemu dua hari
lagi untuk membicarakan tentang jadwal kegiatan harian Bapak.
Kontrak :
Jam berapa Ibu bisa datang?Tempatnya di
sini ya. Sampai jumpa.”
SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan
ORIENTASI
“Selamat pagi
Bu, sesuai dengan janji kita kemarin dan sekarang ketemu untuk membicarakan
jadual bapak selama dirumah”
“Nah sekarang kita bicarakan
jadwal bapak di rumah? Mari kita duduk di ruang tamu!”
“Berapa lama Ibu ada waktu? Bagaimana
kalau 30 menit?”
KERJA
“Ini jadwal kegiatan bapak yang telah
disusun. Jadwal ini dapat dilanjutkan. Coba Ibu lihat mungkinkah dilakukan.
Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan mengingatkan?” Bu jadwal yang telah
dibuat tolong dilanjutkan, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih
lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh bapak selama di rumah.Misalnya kalau
bapak terus menerus mendengar suara-suara yang mengganggu dan tidak
memperlihatkan
perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi
segera bawa kerumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan ulang dan di berikan
tindakan”
TERMINASI
“Bagaimana Ibu? Ada yang ingin
ditanyakan? Coba Ibu sebutkan cara-cara merawat bapak Bagus(jika ada yang lupa
segera diingatkan oleh perawat. Ini jadwalnya. Sampai jumpa”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar