Masalah Utama :
Perilaku kekerasan/Amuk/Marah
A. PROSES
KEPERAWATAN
1) Pengkajian
:
a)
Data Subyektif :
·
Klien mengatakan benci atau kesal pada
seseorang.
·
Klien suka membentak dan menyerang
orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
·
Riwayat perilaku kekerasan atau
gangguan jiwa lainnya.
b)
Data Obyektif :
·
Mata merah, wajah agak merah.
·
Nada suara tinggi dan keras, bicara
menguasai.
·
Ekspresi marah saat membicarakan orang,
pandangan tajam.
·
Merusak dan melempar barang‑barang.
2)
Diagnosa keperawatan : Perilaku kekerasan/ngamuk
B. STRTEGI
PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tindakan keperawatan untuk pasien
a.
Tujuan
1)
Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2)
Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3)
Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
4)
Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
5)
Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya
6)
Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual,
sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
b.
Tindakan
1)
Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu
dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan
saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan
saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam
terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan
interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu
dan tempat setiap kali bertemu pasien
2)
Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang
lalu
3)
Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
a) Diskusikan tanda dan
gejala perilaku kekerasan secara fisik
b) Diskusikan tanda dan
gejala perilaku kekerasan secara psikologis
c) Diskusikan tanda dan
gejala perilaku kekerasan secara sosial
d) Diskusikan tanda dan gejala
perilaku kekerasan secara spiritual
e) Diskusikan tanda dan
gejala perilaku kekerasan secara intelektual
4) Diskusikan
bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat
marah secara:
a) verbal
b) terhadap orang lain
c) terhadap diri sendiri
d) terhadap lingkungan
5)
Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
6)
Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
a) Fisik: pukul kasur dan
batal, tarik nafas dalam
b) Obat
c) Social/verbal:
menyatakan secara asertif rasa marahnya
d) Spiritual: sholat/berdoa
sesuai keyakinan pasien
7)
Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik:
a) Latihan nafas dalam dan
pukul kasur – bantal
b) Susun jadwal latihan
dalam dan pukul kasur – bantal
8)
Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
a)
Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta
dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
b) Susun jadwal latihan
mengungkapkan marah secara verbal.
9)
Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:
a)
Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa
b)
Buat jadwal latihan sholat, berdoa
10) Latih
mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat:
a) Latih pasien minum obat
secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama obat,
benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai
penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat
b)
Susun jadwal minum obat secara teratur
11) Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Persepsi mengontrol Perilaku Kekerasan
SP 1 Pasien : Membina
hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan gejala
yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara
mengontrol secara fisik I
ORIENTASI:
“Selamat pagi pak, perkenalkan
nama saya nurhakim yudhi wibowo, panggil saya yudi, saya perawat yang dinas
di ruangan 9 ini, Nama bapak siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan bapak saat
ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?”
“Baiklah kita akan berbincang-bincang
sekarang tentang perasaan marah bapak”
“Berapa lama bapak mau kita
berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit?
“Dimana enaknya kita duduk untuk
berbincang-bincang, pak? Bagaimana kalau di ruang tamu?”
KERJA:
“Apa yang menyebabkan bapak marah?,
Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan
yang sekarang?. O..iya, apakah ada penyebab lain yang membuat bapak
marah”
“Pada saat
penyebab marah itu ada, seperti bapak stress karena pekerjaan atau masalah
uang(misalnya
ini penyebab marah pasien), apa yang bapak rasakan?” (tunggu respons pasien)
“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada
bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan
mengepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan?
O..iya, jadi bapak marah-marah, membanting pintu dan memecahkan
barang-barang, apakah dengan cara ini stress bapak hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian
cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi takut barang-barang pecah. Menurut
bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Ada beberapa cara untuk
mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya adalahlah dengan cara fisik. Jadi melalui
kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar
satu cara dulu?”
”Begini pak,
kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu
tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiupu perlahan –lahan
melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari
hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus
sekali, bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak
lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak
sudah terbiasa melakukannya”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah
berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?”
”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah
........ (sebutkan) dan yang bapak rasakan ........ (sebutkan)
dan yang bapak lakukan ....... (sebutkan) serta akibatnya ......... (sebutkan)
”Coba selama saya tidak ada,
ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa yang bapak lakukan
kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya
pak. ‘Sekarang kita buat jadual latihannya ya pak, berapa
kali sehari bapak mau latihan napas dalam?, jam berapa saja pak?”
”Baik, bagaimana
kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak, Selamat pagi”
|
SP 2 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara
fisik ke-2
a. Evaluasi latihan nafas dalam
b. Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal
c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua
|
SP 3 Pasien : Latihan mengontrol
perilaku kekerasan secara sosial/verbal:
a. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik
b. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik.
c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
ORIENTASI
“Selamat pagi pak,
sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan
tarik napas dalam dan pukul kasur bantal?, apa yang dirasakan setelah melakukan
latihan secara teratur?”
“Coba saya
lihat jadwal kegiatan hariannya.”
“Bagus. Nah
kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau
diingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau
diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan
“Bagaimana
kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?”
“Dimana enaknya
kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat yang sama?”
“Berapa lama
bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
KERJA
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk
mencegah marah. Kalau marah sudah dusalurkan melalui tarik nafas dalam atau
pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang
yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin Bapak bilang penyebab marahnya larena minta uang sama isteri tidak diberi. Coba Bapat minta uang dengan baik:”Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok.” Nanti bisa dicoba di sini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.”
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus”
TERMINASI
“Bagaimana
perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan
bicara yang baik?”
“Coba bapak
sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”
“Bagus sekal,
sekarang mari kita masukkan dalam jadual. Berapa kali sehari bapak mau latihan
bicara yang baik?, bisa kita buat jadwalnya?”
Coba masukkan dalam jadual latihan sehari-hari,
misalnya meminta obat, uang, dll. Bagus nanti dicoba ya Pak!”
“Bagaimana
kalau dua jam lagi kita ketemu lagi?”
“Nanti kita
akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan cara
ibadah, bapak setuju? Mau di mana Pak? Di sini lagi? Baik sampai nanti ya”
SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
a. Diskusikan hasil latihan
mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
dan
sosial/verbal
b. Latihan sholat/berdoa
c. Buat jadual latihan
sholat/berdoa
ORIENTASI
“Selamat pagi
pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya datang
lagi” Baik, yang mana yang mau dicoba?”
“Bagaimana
pak, latihan apa yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan setelah melakukan
latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya”
“Bagaimana
kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan
ibadah?”
“Dimana
enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?”
“Berapa lama
bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
KERJA
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang
biasa Bapak lakukan! Bagus. Baik, yang mana mau dicoba?
“Nah, kalau bapak sedang marah coba
bapak langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya
rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian
sholat”.
“Bapak bisa melakukan sholat secara
teratur untuk meredakan kemarahan.”
“Coba Bpk sebutkan sholat 5 waktu?
Bagus. Mau coba yang mana?Coba sebutkan caranya (untuk yang muslim).”
TERMINASI
Bagaimana
perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?”
“Jadi sudah
berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”.
“Mari kita
masukkan kegiatan ibadah pada jadual kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak
sholat. Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ (sesuai
kesepakatan pasien)
“Coba bapak
sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa marah”
“Setelah
ini coba bapak lakukan jadual sholat sesuai jadual yang telah kita buat
tadi”
“Besok kita
ketemu lagi ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa marah,
yaitu dengan patuh minum obat.. Mau jam berapa pak? Seperti sekarang saja,
jam 10 ya?”
“Nanti
kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa
marah bapak, setuju pak?”
|
SP 5 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang sudah dilatih.
b. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat.
c. Susun jadual minum obat secara teratur
ORIENTASI
“Selamat pagi
pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu lagi” “Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan
tarik napas dalam, pukul kasur bantal, bicara yang baik serta sholat?,
apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?. Coba kita lihat
cek kegiatannya”.
“Bagaimana
kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar untuk
mengontrol rasa marah?”
“Dimana enaknya
kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?”
“Berapa lama
bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit”
FASEKERJA (perawat membawa obat pasien)
“Bapak sudah
dapat obat dari dokter?”
Berapa macam
obat yang Bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa Bapak minum? Bagus!
“Obatnya
ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran
tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks, dan yang merah
jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya
ini harus bapak minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 sian g, dan
jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah
minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu mengatasinya bapak
bisa minum air putih yang tersedia di ruangan”.
“Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan
beraktivitas dulu”
“Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu
label di kotak obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis
yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama
obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah
benar obatnya!”
“Jangan pernah
menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak, karena
dapat terjadi kekambuhan.”
“Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam
jadual ya pak.”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang
cara minum obat yang benar?”
“Coba bapak sebutkan lagijenis obat yang Bapak minum!
Bagaimana cara minum obat yang benar?”
“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang
kita pelajari?. Sekarang kita tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat.
Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya”.
“Baik, Besok
kita ketemu kembali untuk melihat sejauhma ana bapak melaksanakan kegiatan dan
sejauhmana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa”
1. Tindakan keperawatan untuk keluarga
a. Tujuan
Keluarga dapat merawat pasien di rumah
b. Tindakan
- 1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
- 2) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)
- 3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain
- 4) Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan
a) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat
b) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapt melakukan kegiatan tersebut secara tepat
c) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan
5) Buat perencanaan pulang bersama keluarga
SP 1 Keluarga: Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat klien perilaku kekerasan di rumah
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,
tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku
tersebut)
3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain
ORIENTASI
“Selamat pagi
bu, perkenalkan nama saya A K, saya perawat dari ruang Soka ini, saya yang
akan merawat bapak (pasien). Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bisa kita berbincang-bincang
sekarang tentang masalah yang Ibu hadapi?”
“Berapa lama ibu kita
berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”
“Di mana enaknya kita
berbincang-bincang, Bu? Bagaimana kalau di ruang tamu?”
KERJA
“Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/
dalam merawat Bapak? Apa yang Ibu lakukan? Baik Bu, Saya akan coba
jelaskantentang marah Bapak dan hal-hal yang perlu diperhatikan.”
“Bu, marah adalah suatu perasaan yang
wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan benar akan membahayakan dirinya
sendiri, orang lain dan lingkungan.
Yang menyebabkan suami ibu marah dan
ngamuk adalah kalau dia merasa direndahkan, keinginan tidak terpenuhi. Kalau
Bapak apa penyebabnya Bu?”
“Kalau nanti wajah suami ibu tampak
tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, itu artinya suami ibu sedang marah,
dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskannya dengan membanting-banting
perabot rumah tangga atau memukul atau bicara kasar? Kalau apa perubahan
terjadi? Lalu apa yang biasa dia lakukan?””
“Nah bu, ibu sudah lihat khan apa
yang saya ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda kemarahan itu muncul. Ibu
bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan jadual latihan cara mengontrol
marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur”.
Kalau bapak bisa melakukanya jangan lupa di puji ya bu”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita
bercakap-cakap tentang cara merawat bapak?”
“Coba ibu sebutkan lagi cara merawat
bapak”
“Setelah ini coba ibu ingatkan jadual
yang telah dibuat untuk bapak ya bu”
“Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari
lagi untuk latihan cara-cara yang telah kita bicarakan tadi langsung kepada
bapak?”
“Tempatnya disini saja lagi ya bu?”
|
SP 2 Keluarga: Melatih keluarga melakukan
cara-cara mengontrol Kemarahan
a)
Evaluasi pengetahuan keluarga tentang marah
b)
Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan
oleh perawat
c) Ajarkan
keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat melakukan
kegiatan tersebut secara tepat
d) Diskusikan
bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan
gejala-gejala perilaku kekerasan
ORIENTASI
“Selamat pagi bu, sesuai dengan janji
kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi untuk latihan cara-cara
mengontrol rasa marah bapak.”
“Bagaimana Bu? Masih ingat diskusi kita
yang lalu? Ada yang mau Ibu tanyakan?” “Berapa lama ibu mau kita
latihan?“Bagaimana kalau kita latihan disini saja?, sebentar saya panggilkan
bapak supaya bisa berlatih bersama”
KERJA
”Nah pak, coba ceritakan kepada Ibu,
latihan yang sudah Bapak lakukan. Bagus sekali. Coba perlihatkan kepada Ibu
jadwal harian Bapak! Bagus!”
”Nanti di rumah ibu bisa membantu bapak
latihan mengontrol kemarahan Bapak.”
”Sekarang kita akan coba latihan
bersama-sama ya pak?”
”Masih ingat pak, bu kalau
tanda-tanda marah sudah bapak rasakan maka yang harus dilakukan bapak
adalah.......?”
”Ya.. betul, bapak berdiri, lalu tarik
napas dari hidung, tahan sebentar
lalu
keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan.
Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah,
lakukan 5 kali, coba ibu temani dan bantu bapak menghitung latihan ini sampai 5
kali”.
“Bagus sekali,
bapak dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik”.
“Cara yang
kedua masih ingat pak, bu?”
“ Ya..benar,
kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul
kasur dan bantal”.
“Sekarang
coba kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak
kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut
dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan sambil didampingi ibu,
berikan bapak semangat ya bu. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”. “Cara yang
ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, coba
praktekkan langsung kepada ibu cara bicara ini:
1.
Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Bu, Saya perlu uang untuk beli rokok!
Coba bapak praktekkan. Bagus pak”.
2.
Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba
bapak praktekkan. Bagus pak”
3.
Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba
praktekkan. Bagus”
“Cara berikutnya adalah kalau bapak
sedang marah apa yang harus dilakukan?”
“Baik sekali, bapak coba langsung duduk
dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar
rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.
“Bapak bisa melakukan sholat secara
teratur dengan didampingi ibu untuk meredakan kemarahan”.
“Cara terakhir adalah minum obat
teratur ya pak, bu agar pikiran bapak jadi tenang, tidurnya juga tenang,
tidak ada rasa marah”
“Bapak coba jelaskan berapa macam
obatnya! Bagus. Jam berapa minum obat? Bagus. Apa guna obat? Bagus. Apakah boleh
mengurangi atau menghentikan obat? Wah bagus sekali!”
“Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan
terapi pengobatan yang bapak dapatkan, ibu tolong selama di rumah ingatkan
bapak untuk meminumnya secara teratur dan jangan dihentikan tanpa sepengetahuan
dokter”
TERMINASI
“Baiklah bu,
latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan
cara-cara mengontrol marah langsung kepada bapak?”
“Bisa ibu
sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah?”
“Selanjutnya
tolong pantau dan motivasi Bapak melaksanakan jadwal latihan yang telah dibuat
selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk Bapak bila dapat
melakukan dengan benar ya Bu!”
“ Karena Bapak
sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi Ibu bertemu saya
untuk membicarakan jadwal aktivitas Bapak selama di rumah nanti.”
“Jam 10 seperti
hari ini ya Bu. Di ruang
ini juga.”
SP 3 Keluarga: Menjelaskan perawatan lanjutan bersama keluarga
Buat perencanaan pulang bersama keluarga
ORIENTASI
“Selamat pagi pak, bu, karena ibu dan
keluarga sudah menetahui cara-cara yang sebelumnya telah kita bicarakanya.
Sekarang Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perawatan lanjutan
untuk keluarga Bapak/Ibu. Apakah sudah dipuji keberhasilannya?”
“Nah sekarang bagaimana kalau
bicarakan jadual kegiatan dan perawatan lanjutan di rumah, disini saja?”
“Berapa lama bapak dan ibu mau kita
berbicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
KERJA
“Pak, bu,
jadual yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadual aktivitas
maupun jadual minum obatnya. Mari kita lihat jadwal Bapak!”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan
lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh bapak selama di rumah.
Kalau misalnya Bapak menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain, maka bapak konsul kan ke dokter atau di
bawa kerumah sakit ini untuk dilakukan pemeriksaan ulang pada bapak.”
TERMINASI
“ Bagaimana Bu? Ada yang ingin
ditanyakan? Coba Ibu sebutkan apa saja yang perlu diperhatikan (jadwal
kegiatan, tanda atau gejala, kontrol; ke rumah sakit). Saya rasa mungkin
cukup sampai disini dan untuk persiapan pulang pasien lainya akan segera saya
siapkan”
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar