BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang
lain. Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang menarik diri,
yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain (Rowlins, 1993).
Dimana individu yang mempunyai mekanisme koping adaptif, maka peningkatan
sosialisasi lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang mempunyai mekanisme koping maladaptif (skizofrenia), bila tidak segera mendapatkan
terapi atau penanganan yang baik akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih
banyak dan lebih buruk. (Keliat dan Akemat, 2005) menjelaskan bahwa untuk
peningkatan sosialisasi pada klien bisa dilakukan dengan pemberian Terapi
Aktifitas Kelompok sosialisasi. Namun kenyatannya pada saat ini di Rumah Sakit
Jiwa Menpengaruh TAK sosialisasi masih diragukan, hal ini disebabkan karena
jumlah klien dengan riwayat menarik diri masih relatif banyak meskipun TAK
sosialisasi sudah dilakukan.
Hampir di seluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%) orang yang
mengalami skizofrenia (ringan sampai berat) (WHO, 2006). Hasil survey Kesehatan
Mental Rumah Tangga di Indonesia menyatakan bahwa 185 orang per 1000 penduduk
di Indonesia mengalami skizofrenia (ringan sampai berat). Berdasarkan survey di
rumah sakit jiwa, masalah keperawatan yang paling banyak ditemukan adalah
menarik diri (17,91 %), halusinasi (26,37 %), perilaku kekerasan (17,41 %), dan
harga diri rendah (16,92 %).
Terapi
aktifitas kelompok sosialisasi sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa,
bahkan dewasa ini terapi aktifitas kelompok merupakan hal yang penting dari
ketrampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima
profesi kesehatan.
2. Rumusan Masalah
1. Apa
itu terapi sosialisasi?
2. Apa
tujuan dari terapi sosialisasi?
3. Bagaimana
peran perawat dalam terapi sosialisasi?
4. Bagaimana
prosedur dari terapi sosialisasi?
3. Tujuan
Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1. Menjelaskan
pengertian dari terapi sosialisasi.
2. Menjelaskan
tujuan dari terapi sosialisasi.
3. Menjelaskan
peran perawat dalam terapi sosialisasi.
4. Menjelaskan
prosedur dari terapi sosialisasi
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Terapi Sosialisasi
Terapi aktivitas kelompok adalah
terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium
tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku
lama yang maladaptif.
Setiap kelompok
mempunyai struktur dan identitas tersendiri. Kekuatan kelompok memberikan
kontribusi pada anggota dan pimpinan kelompok untuk saling bertukar pengalaman
dan memberi penjelasan untuk mengatasi masalah anggota kelompok. Dengan
demikian kelompok dapat dijadikan sebagai wadah untuk praktek dan arena untuk
uji coba kemampuan berhubungan dan berperilaku terhadap orang lain.
Terapi aktifitas kelompok (TAK): Sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial (Keliat dan
Akemat 2005)
2.
Tujuan
terapi sosialisasi
Tujuan umum TAK sosialisasi adalah :
Tujuan umum TAKS yaitu klien dapat
meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
Tujuan khususnya adalah:
a. Klien mampu
mernperkenalkan diri
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Klien mampu bercakap-cakap dcngan amggola kelompok
d. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapa
e. Klien mampu
menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain
f. Kilen mampu
bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
g. Klien mampu
menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah dilakukan.
3.
Peran
perawat terapi sosialisasi
A. Sebagai Leader dan Co Leader
a. Menganalisa dan
mengobservasi pola komunikasi dalam kelompok
b. Membantu anggota kelompok untuk menyadari
dinamika kelompok
c. Membantu motivator
d. Membantu kelompok menetapkan tujuan dan membuat peraturan
e.Mengarahkan
dan memimpin jalanya terapi aktivitas kelompok
B. Sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator perawat ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai
anggota kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada anggota kelompok lain agar
dapat mengikuti jalanya kegiatan
C. Sebagai observer
a. Mencatat serta mengamati respon klien
b. Mengamati jalanya aktifitas terapi
c. Mencegah peserta yang draup out
D. Mengatasi masalah yang timbul
saat pelaksanaan
a. Adanya Sub
kelompok
Apabila selama terapi
aktifitas kelompok ada beberapa anggota kelompok yang secara tidak sengaja
membentuk kelompok ( Sub kelompok ), maka perawat harus segera mengatasinya
b. Keterbukaan
yang kurang
c. Resistensi
baik individu maupun kelompok
d. Adanya
anggota kelompok yang draup out
Anggota
kelompok yang draup out merupakan anggota kelompok yang keluar atau tidak bisa
mengikuti terapi aktifitas kelompok sarnpai selesai
Cara mengatasi masalah ini tergantung jenis kelompok terapis, kontok dan
kerangka teori yang mendasari terapi aktifitas tersebut
E. Program antisipasi masalah
Merupakan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi keadaan yang bersifat darurat (emergensi dalam terapi) yang dapat mempengaruhi proses pelaksanann terapi
aktifitas kelompok
4.
Prosedur
terapi sosialisasi
Aktivitas TAKS dilakukan dengan melatih kemampuan sosialisasi klien. Klien yang
mempunyai indikasi TAKS adalah klien dengan gangguan hubungan sosial berikut:
1) Klien menarik diri yang telah melakukan interaksi interpersonal
2) Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan
stimulus
Tujuan
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama
pangilan, asal dan hobi
Setting
1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
2) Ruangan
nyaman dan tenang
Alat
1) Tape recorder
2) Kaset
3) Bola tenes
4) Buku catatan
dan pulpen
5) Jadwal
kegiatan klien
Metode
1) Dinamika
kelompok
2) Diskusi dan
Tanya jawab
3) Bermain
peran atau stimulasi
Langkah-langkah
Persiapan:
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi sosial
b) Membuat
kontrak dengan klien
c) Mempersiapkan
alat dan tempat pertemuan
Orientasi:
Pada tahap ini terapis melakukan
a) Memberikan salam terapiutik : salam dari terapis
b) Evaluasi / validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini
Kontrak:
(1) Menjelaskan tujuan kegiatan,
yaitu memperkenalkan diri
(2) Menjelaskan aturan main
berikut:
·
Jika ada klien yang akan
meninggalkan kelompok harus meminta ijin kepada terapis
·
Lama kegiatan 45 menit
·
Setiap klien
mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
Langkah
Kerja:
a) Jelaskan kegiatan, yaitu kaset pada tape recorder akan dihidupkan serta bola akan diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam
(yaitu ke arah kiri) dan pada saat tape dimatikan maka anggota kelompok yang
memegang bola memperkenalkan diri
b) Hidupkan
kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenes berlawanan dengun arah jarum
jam
c) Pada saat
tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran untuk
menyebutkan salam, nama lengkap, nama pangilan, hobi dan asal dimulai terapis
sebagai contoh.
d) Tulis nama panggilan pada
kertas/papan nama dan temple/pakai.
e) Ulangi b, c dan d sampai semua anggota kelompok dapat giliran
f) Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan
Tahap Terminasi
a) Evaluasi
·
Menanyakan
perasaan klien setelah mengikuti TAK
·
Memberi pujian atas
keberhasilan kelompok
b) Rencana
tindak lanjut
·
Menganjurkan
tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri kepada
orang lain di kehidupan sehari-hari
·
Memasukkan
kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian klien
c) Kontrak yang
akan datang
·
Menyepakati
kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok.
·
Menyepakati waktu dan tempat.
BAB
III
PENUTUP
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang
lain. Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang menarik diri,
yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain.
Tujuan
umum TAKS yaitu klien dapat
meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
Terapi aktifitas kelompok (TAK): Sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial (Keliat dan
Akemat 2005)
B.
Saran
Diharapkan makalah ini mampu
menjadi pedoman dan dapat kita pahami mengenai pentingnya kita sebagai perawat
memahami adanya terapi yang dapat diberikan pada klien gangguan jiwa.
Kami selaku kelompok berharap
makalah ini dapat kita bahas secara bersama agar dapat lebih sempurna dan
proses penyusunannya kedepan kami harapakan lebih dapat sempurna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar