STRATEGI PELAKSANAAN (SP) ISOLASI SOSIAL
STRATEGI
PELAKSANAAN (SP) ISOLASI SOSIAL
ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
Respons perilaku individu terhadap stressor
bervariasi sesuai dengan kondisi masing-masing. Salah satu respons perilaku
yang muncul adalah isolasi sosial yang merupakan salah satu gejala negatif
pasien dengan psikotik.
Modul ini berisi panduan dalam merawat pasien dan
keluarga pasien dengan masalah keperawatan isolasi sosial, dengan menggunakan
pendekatan baik secara individual maupun kelompok. Saudara dapat mempelajari
isi modul ini, mengerjakan latihan sesuai dengan panduan yang diberikan,
sehingga Saudara siap menangani pasien dan keluarga pasien gangguan jiwa dengan
gejala isolasi sosial yang ada. Selamat mempelajari modul ini.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul
ini diharapkan Saudara mampu:
- Melakukan pengkajian pada pasien isolasi sosial
- Menetapkan diagnosa keperawatan pasien isolasi sosial
- Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan isolasi sosial
- Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien isolasi sosial
- Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien isolasi sosial
- Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan isolasi sosial
B. Pengkajian
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu
mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain di sekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain.
Untuk mengkaji pasien isolasi sosial Saudara dapat
menggunakan wawancara dan observasi
kepada pasien dan keluarga.
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan
dengan wawancara, adalah:
- Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
- Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
- Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
- Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
- Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
- Pasien merasa tidak berguna
- Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat Saudara tanyakan
pada waktu wawancara untuk mendapatkan data subyektif:
- Bagaimana pendapat pasien terhadap orang-orang di sekitarnya (keluarga atau tetangga)?
- Apakah pasien mempunyai teman dekat? Bila punya siapa teman dekat itu?
- Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang yang terdekat dengannya?
- Apa yang pasien inginkan dari orang-orang di sekitarnya?
- Apakah ada perasaan tidak aman yang dialami oleh pasien?
- Apa yang menghambat hubungan yang harmonis antara pasien dengan orang sekitarnya?
- Apakah pasien merasakan bahwa waktu begitu lama berlalu?
- Apakah pernah ada perasaan ragu untuk bisa melanjutkan kehidupan?
Tanda dan
gejala isolasi sosial yang dapat diobservasi:
- Tidak memiliki teman dekat
- Menarik diri
- Tidak komunikatif
- Tindakan berulang dan tidak bermakna
- Asyik dengan pikirannya sendiri
- Tak ada kontak mata
- Tampak sedih, afek tumpul
D. Tindakan Keperawatan
1.Tindakan
keperawatan untuk pasien.
a. Tujuan: Setelah tindakan keperawatan, pasien mampu
1)
Membina hubungan saling percaya
2)
Menyadari penyebab isolasi sosial
3)
Berinteraksi dengan orang lain
b.
Tindakan
1) Membina Hubungan Saling Percaya
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan
saling percaya, adalah :
- Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
- Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang Saudara sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien
- Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
- Buat kontrak asuhan: apa yang Saudara akan lakukan bersama pasien, berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana
- Jelaskan bahwa Saudara akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi
- Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
- Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
Untuk membina hubungan saling percaya pada pasien isolasi
sosial kadang-kadang perlu waktu yang lama dan interaksi yang singkat dan
sering, karena tidak mudah bagi pasien untuk percaya pada orang lain. Untuk itu
Saudara sebagai perawat harus konsisten bersikap terapeutik kepada pasien.
Selalu penuhi janji adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan. Pendekatan
yang konsisten akan membuahkan hasil. Bila pasien sudah percaya dengan Saudara
program asuhan keperawatan lebih mungkin dilaksanakan.
2) Membantu pasien mengenal penyebab isolasi
sosial
Langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan ini adalah
sebagai berikut :
· Menanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan
berinteraksi dengan orang lain
·
Menanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin
berinteraksi dengan orang lain
3) Membantu pasien mengenal
keuntungan berhubungan dengan orang lain
Dilakukan dengan cara mendiskusikan keuntungan bila pasien memiliki
banyak
teman dan bergaul akrab dengan mereka
4) Membantu pasien mengenal
kerugian tidak berhubungan
Dilakukan dengan cara:
- Mendiskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang lain
- Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien
5). Membantu pasien untuk
berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
Saudara tidak mungkin secara drastis mengubah kebiasaan
pasien dalam berinteraksi dengan orang lain, karena kebiasaan tersebut telah
terbentuk dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu Saudara dapat melatih pasien
berinteraksi secara bertahap. Mungkin pasien hanya akan akrab dengan Saudara
pada awalnya, tetapi setelah itu Saudara harus membiasakan pasien untuk bisa
berinteraksi secara bertahap dengan orang-orang di sekitarnya.
Secara rinci tahapan melatih pasien berinteraksi dapat
Saudara lakukan sebagai berikut:
·
Beri kesempatan
pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan di
hadapan Saudara
·
Mulailah bantu
pasien berinteraksi dengan satu orang (pasien, perawat atau keluarga)
·
Bila pasien
sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua, tiga, empat
orang dan seterusnya.
·
Beri pujian
untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien.
· Siap
mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain.
Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan
terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.
SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal
penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan
berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain,
dan mengajarkan pasien berkenalan
Orientasi
(Perkenalan):
“Assalammu’alaikum ”
“Saya H ……….., Saya senang dipanggil Ibu Her …………, Saya
perawat di Ruang Mawar ini… yang akan merawat Ibu.”
“Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?”
“Apa keluhan S hari ini?” Bagaimana kalau kita
bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman S? Mau dimana kita
bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau berapa lama, S? Bagaimana
kalau 15 menit”
Kerja:
(Jika pasien baru)
”Siapa saja yang tinggal
serumah? Siapa yang paling dekat dengan S? Siapa yang jarang bercakap-cakap
dengan S? Apa yang membuat S jarang bercakap-cakap dengannya?”
(Jika pasien sudah lama
dirawat)
”Apa yang S rasakan selama S dirawat disini? O.. S merasa
sendirian? Siapa saja yang S kenal di ruangan ini”
“Apa saja kegiatan
yang biasa S lakukan dengan teman yang S kenal?”
“Apa yang
menghambat S dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang lain?”
”Menurut S apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai
teman ? Wah benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai
pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman
apa ya S ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya
tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah S belajar bergaul dengan orang
lain ?
« Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita
belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho S,
untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama
panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya S, senang
dipanggil Si. Asal saya dari Bireun, hobi memasak”
“Selanjutnya S menanyakan nama orang yang diajak
berkenalan. Contohnya begini: Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya
dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo S dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan S. Coba
berkenalan dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S bisa
melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan S bicarakan. Misalnya
tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
Terminasi:
”Bagaimana perasaan S setelah kita latihan berkenalan?”
”S tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik
sekali”
”Selanjutnya S dapat mengingat-ingat apa yang kita
pelajari tadi selama saya tidak ada. Sehingga S lebih siap untuk berkenalan
dengan orang lain. S mau praktekkan ke
pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan
hariannya.”
”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak S berkenalan dengan teman
saya, perawat N. Bagaimana, S mau kan?”
”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaiku
SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap
(berkenalan dengan orang pertama -seorang perawat-)
Orientasi :
“Assalammualaikum S! ”
“Bagaimana perasaan S hari ini?
« Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang
berkenalan »Coba sebutkan lagi sambil bersalaman dengan
Suster ! »
« Bagus sekali, S masih ingat. Nah seperti
janji saya, saya akan mengajak S mencoba berkenalan dengan teman saya perawat N. Tidak lama kok,
sekitar 10 menit »
« Ayo kita temui perawat N disana »
Kerja :
( Bersama-sama S saudara
mendekati perawat N)
« Selamat pagi perawat N, ini ingin berkenalan dengan N »
« Baiklah S, S bisa berkenalan dengan perawat N
seperti yang kita praktekkan kemarin «
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan dengan
perawat N : memberi salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan
seterusnya)
« Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada perawat
N . coba tanyakan tentang keluarga perawat N »
« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan,
S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S bisa buat janji bertemu lagi dengan
perawat N, misalnya jam 1 siang
nanti »
« Baiklah
perawat N, karena S sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali ke ruangan S. Selamat pagi »
(Bersama-sama pasien saudara
meninggalkan perawat N untuk melakukan terminasi dengan S di tempat lain)
Terminasi:
“Bagaimana
perasaan S setelah berkenalan dengan perawat N”
”S tampak bagus
sekali saat berkenalan tadi”
”Pertahankan terus
apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik lain
supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan keluarga, hobi, dan
sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain. Mari kita masukkan pada
jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali. Baik nanti S coba
sendiri. Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok.”
SP 3 Pasien : Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap (berkenalan dengan orang kedua-seorang pasien)
Orientasi:
“Assalammu’alaikum S! Bagaimana perasaan hari ini?
”Apakah S bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang”
(jika jawaban pasien: ya, saudara bisa lanjutkan
komunikasi berikutnya orang lain
”Bagaimana
perasaan S setelah bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang”
”Bagus sekali S menjadi senang karena punya teman lagi”
”Kalau begitu S ingin punya banyak teman lagi?”
”Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan
orang lain, yaitu pasien O”
”seperti biasa kira-kira 10 menit”
”Mari kita temui dia di ruang makan”
Kerja:
( Bersama-sama S saudara
mendekati pasien )
« Selamat pagi , ini ada pasien saya yang ingin
berkenalan. »
« Baiklah S, S sekarang bisa berkenalan
dengannya seperti yang telah S lakukan sebelumnya. »
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan: memberi
salam, menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang
sama). »
« Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada O»
« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan,
S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S bisa buat janji bertemu lagi, misalnya
bertemu lagi jam 4 sore nanti »
(S membuat janji untuk bertemu
kembali dengan O)
« Baiklah
O, karena S sudah selesai berkenalan, saya
dan S akan kembali ke ruangan S. Selamat
pagi »
(Bersama-sama pasien saudara
meninggalkan perawat O untuk melakukan terminasi dengan S di tempat lain)
Terminasi:
“Bagaimana
perasaan S setelah berkenalan dengan O”
”Dibandingkan kemarin pagi, N tampak lebih baik saat
berkenalan dengan O” ”pertahankan apa
yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan O jam 4 sore nanti”
”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang
lain kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari S dapat berbincang-bincang
dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam,
S bisa bertemu dengan N, dan tambah dengan pasien yang baru dikenal.
Selanjutnya S bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana S, setuju kan?”
”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan
pengalaman S. Pada jam yang sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok..
Assalamu’alaikum”
2.
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
a. Tujuan: setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat
pasien isolasi sosial
b. Tindakan: Melatih Keluarga Merawat Pasien Isolasi sosial
Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi pasien
untuk dapat membantu pasien mengatasi masalah isolasi sosial ini, karena
keluargalah yang selalu bersama-sama dengan pasien sepanjang hari.
Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat pasien
isolasi sosial di rumah meliputi:
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien.
2) Menjelaskan tentang:
- Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien.
- Penyebab isolasi sosial.
- Cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial, antara lain:
·
Membina
hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara bersikap peduli dan tidak
ingkar janji.
·
Memberikan
semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama
dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela kondisi pasien dan memberikan
pujian yang wajar.
·
Tidak
membiarkan pasien sendiri di rumah.
·
Membuat
rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien.
3) Memperagakan cara merawat pasien dengan isolasi
sosial
4) Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat yang
telah dipelajari, mendiskusikan yang dihadapi.
5) Menyusun perencanaan pulang bersama keluarga
SP 1 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada keluarga
tentang masalah isolasi sosial,
penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
Peragakan kepada pasangan saudara komunikasi dibawah ini
Orientasi:
“Assalamu’alaikum
Pak”
”Perkenalkan saya perawat H, saya yang merawat, anak
bapak, S, di ruang Mawar ini”
”Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?”
” Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana keadaan anak S sekarang?”
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah
anak Bapak dan cara perawatannya”
”Kita diskusi di
sini saja ya? Berapa lama Bapak punya waktu? Bagaimana kalau setengah jam?”
Kerja:
”Apa masalah yang Bp/Ibu hadapi dalam merawat S? Apa yang
sudah dilakukan?”
“Masalah yang dialami oleh anak S disebut isolasi sosial.
Ini adalah salah satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien
gangguan jiwa yang lain”.
” Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan
orang lain, mengurung diri, kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah
menunduk”
”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman
yang mengecewakan saat berhubungan
dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan
orang–orang terdekat”
“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka
seseorang bisa mengalami halusinasi,
yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan anggota
keluarga lainnya harus sabar menghadapi S. Dan untuk merawat S, keluarga perlu
melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya
dengan S yang caranya adalah bersikap
peduli dengan S dan jangan ingkar janji.
Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan kepada S untuk bisa
melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi
pasien.”
« Selanjutnya jangan biarkan S sendiri. Buat rencana
atau jadwal bercakap-cakap dengan S. Misalnya sholat bersama, makan bersama,
rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah tangga bersama.”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk
melakukan semua cara itu”
” Begini contoh komunikasinya, Pak: S, bapak lihat sekarang kamu sudah bisa bercakap-cakap dengan orang
lain.Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak senang sekali melihat perkembangan
kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan saudara yang lain. Lalu bagaimana
kalau mulai sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu
sholat di mana? Kalau nanti di rumah, kamu sholat bersana-sama keluarga atau di
mushola kampung. Bagiamana S, kamu mau coba kan, nak ?”
”Nah coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi
seperti yang saya contohkan”
”Bagus, Pak. Bapak telah memperagakan dengan baik sekali”
”Sampai sini ada yang ditanyakan Pak”
Terminasi:
“Baiklah waktunya
sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan tadi?”
“Coba Bapak ulangi
lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda orang yang
mengalami isolasi sosial »
« Selanjutnya bisa Bapak sebutkan kembali cara-cara
merawat anak bapak yang mengalami masalah isolasi sosial »
« Bagus sekali Pak, Bapak bisa menyebutkan kembali
cara-cara perawatan tersebut »
«Nanti kalau ketemu S coba Bp/Ibu lakukan. Dan tolong
ceritakan kepada semua keluarga agar mereka juga melakukan hal yang
sama. »
« Bagaimana kalau kita betemu tiga hari lagi
untuk latihan langsung kepada S ? »
« Kita ketemu disini saja ya Pak, pada jam yang
sama »
« Assalamu’alaikum »
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah isolasi sosial langsung dihadapan pasien
Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini?”
”Bapak masih ingat latihan merawat anak Bapak seperti
yang kita pelajari berberapa hari yang
lalu?”
“Mari praktekkan langsung ke S! Berapa lama waktu
Bapak/Ibu Baik kita akan coba 30 menit.”
”Sekarang mari kita temui S”
Kerja:
”Assalamu’alaikum S. Bagaimana perasaan S hari ini?”
”Bpk/Ibu S datang besuk. Beri salam! Bagus. Tolong S
tunjukkan jadwal kegiatannya!”
(kemudian saudara
berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak, sekarang Bapak bisa mempraktekkan apa yang
sudah kita latihkan beberapa hari lalu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara
merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana
perasaan S setelah berbincang-bincang dengan Orang tua S?”
”Baiklah, sekarang
saya dan orang tua ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan
keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
Terminasi:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi? Bapak/Ibu sudah
bagus.”
« «Mulai sekarang Bapak sudah bisa melakukan cara
merawat tadi kepada S »
« Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk
mendiskusikan pengalaman Bapak melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari.
Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang
Pak »
« Assalamu’alaikum »
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
”Karena besok S sudah boleh pulang, maka perlu kita
bicarakan perawatan di rumah.”
”Bagaimana kalau kita membicarakan jadwal S tersebut
disini saja”
”Berapa lama kita bisa bicara? Bagaimana kalau 30
menit?”
Kerja:
”Bpk/Ibu, ini jadwal S selama di rumah sakit. Coba
dilihat, mungkinkah dilanjutkan di rumah? Di rumah Bpk/Ibu yang menggantikan
perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah
perilaku yang ditampilkan oleh anak Bapak selama di rumah. Misalnya kalau S
terus menerus tidak mau bergaul dengan orang lain, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera
hubungi perawat K di puskemas Indara Puri, Puskesmas terdekat dari rumah Bapak,
ini nomor telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx
”Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau
perkembangan S selama di rumah
Terminasi:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal
kegiatan harian S untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K di PKM
Inderapuri. Jangan lupa kontrol ke PKM sebelum obat habis atau ada gejala yang
tampak. Silakan selesaikan administrasinya!
E. Evaluasi
1.Kemampuan pasien dan keluarga
PENILAIAN
KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA
PASIEN
DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL
Nama pasien : .................
Ruangan :
...................
Nama perawat:...................
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (V) jika
pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini.
2. Tuliskan tanggal setiap
dilakukan supervisi
No
|
Kemampuan
|
Tanggal |
|||
A
|
Pasien
|
||||
1
|
Menyebutkan penyebab isolasi sosial
|
||||
2
|
Menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang
lain
|
||||
3
|
Menyebutkan kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain
|
||||
4
|
Berkenalan dengan satu orang
|
||||
5
|
Berkenalan dengan dua orang atau lebih
|
||||
6
|
Memiliki jadwal kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain sebagai salah satu kegiatan harian
|
||||
7
|
Melakukan perbincangan dengan orang lain sesuai jadwal
harian
|
||||
B
|
Keluarga
|
||||
1
|
Menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala isolasi sosial
|
||||
2
|
Menyebutkan cara-cara merawat pasien dengan isolasi
sosial
|
||||
3
|
Mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan isolasi
sosial
|
||||
4
|
Menyebutkan tempat rujukan yang sesuai untuk pasien isolasi sosial
|
2.Kemamapuan perawat
PENILAIAN
KEMAMPUAN PERAWAT
DALAM
MERAWAT PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
Nama pasien : .................
Ruangan :
...................
Nama perawat:...................
Petunjuk pengisian:
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan
menggunakan instrumen penilaian kinerja (No 04.01.01).
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris
nilai SP.
No
|
Kemampuan
|
Tanggal
|
||||||
A
|
Pasien
|
|||||||
SP I p
|
||||||||
1
|
Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
|
|||||||
2
|
Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan
berinteraksi dengan orang lain
|
|||||||
3
|
Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain
|
|||||||
4
|
Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
|
|||||||
5
|
Menganjurkan
pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang
lain dalam kegiatan harian
|
|||||||
Nilai SP I p
|
||||||||
SP II p
|
||||||||
1
|
Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
|
|||||||
2
|
Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan satu orang
|
|||||||
3
|
Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian
|
|||||||
Nilai SP II p
|
||||||||
SP III p
|
||||||||
1
|
Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
|
|||||||
2
|
Memberikan kesempatan kepada berkenalan dengan dua orang atau lebih
|
|||||||
3
|
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
|
|||||||
Nilai SP III p
|
||||||||
B
|
Keluarga
|
|||||||
SP I k
|
||||||||
1
|
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
|
|||||||
2
|
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
|
|||||||
3
|
Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial
|
|||||||
Nilai SP I k
|
||||||||
SP II k
|
||||||||
1
|
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan
isolasi sosial
|
|||||||
2
|
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien isolasi sosial
|
|||||||
Nilai SP II k
|
||||||||
SP III
|
||||||||
1
|
Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah
termasuk minum obat (discharge
planning)
|
|||||||
2
|
Menjelaskan
follow up pasien setelah pulang
|
|||||||
Nilai SP III k
|
||||||||
Total nilai : SP p + SP k
|
||||||||
Rata-rata
|
F. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap
tahap proses keperawatan yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi tindakan keperawatan, dan evaluasi.
1. Pedoman Pengkajian Isolasi sosial
3. Hubungan Sosial
Masalah
keperawatan: --------------------------------------------------------------
|
G. Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi
aktivitas kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan isolasi sosial adalah:
1. TAK sosialisasi
yang terdiri dari tujuh sesi yaitu:
a. Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri
b. Sesi 2: Kemampuan berkenalan
c. Sesi 3: Kemampuan bercakap-cakap
d. Sesi 4: Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
e. Sesi 5: Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
f. Sesi 6:
Kemampuan bekerjasama
g. Sesi 7: Evaluasi kemampuan sosialisasi
Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut di
atas dan format evaluasinya dapat dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi
Aktivitas Kelompok
H. Pertemuan Kelompok Keluarga
Asuhan
keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan m,elaksanakan
pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih
rinci panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga
dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di modul
khusus yang membahas pertemuan keluarga.
Respons perilaku individu terhadap stressor
bervariasi sesuai dengan kondisi masing-masing. Salah satu respons perilaku
yang muncul adalah isolasi sosial yang merupakan salah satu gejala negatif
pasien dengan psikotik.
Modul ini berisi panduan dalam merawat pasien dan
keluarga pasien dengan masalah keperawatan isolasi sosial, dengan menggunakan
pendekatan baik secara individual maupun kelompok. Saudara dapat mempelajari
isi modul ini, mengerjakan latihan sesuai dengan panduan yang diberikan,
sehingga Saudara siap menangani pasien dan keluarga pasien gangguan jiwa dengan
gejala isolasi sosial yang ada. Selamat mempelajari modul ini.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul
ini diharapkan Saudara mampu:
- Melakukan pengkajian pada pasien isolasi sosial
- Menetapkan diagnosa keperawatan pasien isolasi sosial
- Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan isolasi sosial
- Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien isolasi sosial
- Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien isolasi sosial
- Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan isolasi sosial
B. Pengkajian
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu
mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain di sekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain.
Untuk mengkaji pasien isolasi sosial Saudara dapat
menggunakan wawancara dan observasi
kepada pasien dan keluarga.
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan
dengan wawancara, adalah:
- Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
- Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
- Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
- Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
- Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
- Pasien merasa tidak berguna
- Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat Saudara tanyakan
pada waktu wawancara untuk mendapatkan data subyektif:
- Bagaimana pendapat pasien terhadap orang-orang di sekitarnya (keluarga atau tetangga)?
- Apakah pasien mempunyai teman dekat? Bila punya siapa teman dekat itu?
- Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang yang terdekat dengannya?
- Apa yang pasien inginkan dari orang-orang di sekitarnya?
- Apakah ada perasaan tidak aman yang dialami oleh pasien?
- Apa yang menghambat hubungan yang harmonis antara pasien dengan orang sekitarnya?
- Apakah pasien merasakan bahwa waktu begitu lama berlalu?
- Apakah pernah ada perasaan ragu untuk bisa melanjutkan kehidupan?
Tanda dan
gejala isolasi sosial yang dapat diobservasi:
- Tidak memiliki teman dekat
- Menarik diri
- Tidak komunikatif
- Tindakan berulang dan tidak bermakna
- Asyik dengan pikirannya sendiri
- Tak ada kontak mata
- Tampak sedih, afek tumpul
D. Tindakan Keperawatan
1.Tindakan
keperawatan untuk pasien.
a. Tujuan: Setelah tindakan keperawatan, pasien mampu
1)
Membina hubungan saling percaya
2)
Menyadari penyebab isolasi sosial
3)
Berinteraksi dengan orang lain
b.
Tindakan
1) Membina Hubungan Saling Percaya
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan
saling percaya, adalah :
·
Mengucapkan
salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
·
Berkenalan
dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang Saudara sukai, serta tanyakan nama dan
nama panggilan pasien
·
Menanyakan
perasaan dan keluhan pasien saat ini
·
Buat
kontrak asuhan: apa yang Saudara akan lakukan bersama pasien, berapa lama akan
dikerjakan, dan tempatnya di mana
·
Jelaskan
bahwa Saudara akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan
terapi
·
Setiap
saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
·
Penuhi
kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
Untuk membina hubungan saling percaya pada pasien isolasi
sosial kadang-kadang perlu waktu yang lama dan interaksi yang singkat dan
sering, karena tidak mudah bagi pasien untuk percaya pada orang lain. Untuk itu
Saudara sebagai perawat harus konsisten bersikap terapeutik kepada pasien.
Selalu penuhi janji adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan. Pendekatan
yang konsisten akan membuahkan hasil. Bila pasien sudah percaya dengan Saudara
program asuhan keperawatan lebih mungkin dilaksanakan.
2) Membantu pasien mengenal penyebab isolasi
sosial
Langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan ini adalah
sebagai berikut :
· Menanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan
berinteraksi dengan orang lain
·
Menanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin
berinteraksi dengan orang lain
3) Membantu pasien mengenal
keuntungan berhubungan dengan orang lain
Dilakukan dengan cara mendiskusikan keuntungan bila pasien memiliki
banyak
teman dan bergaul akrab dengan mereka
4) Membantu pasien mengenal
kerugian tidak berhubungan
Dilakukan dengan cara:
· Mendiskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri
dan tidak bergaul dengan orang lain
· Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan
fisik pasien
5). Membantu pasien untuk
berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
Saudara tidak mungkin secara drastis mengubah kebiasaan
pasien dalam berinteraksi dengan orang lain, karena kebiasaan tersebut telah
terbentuk dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu Saudara dapat melatih pasien
berinteraksi secara bertahap. Mungkin pasien hanya akan akrab dengan Saudara
pada awalnya, tetapi setelah itu Saudara harus membiasakan pasien untuk bisa
berinteraksi secara bertahap dengan orang-orang di sekitarnya.
Secara rinci tahapan melatih pasien berinteraksi dapat
Saudara lakukan sebagai berikut:
·
Beri kesempatan
pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan di
hadapan Saudara
·
Mulailah bantu
pasien berinteraksi dengan satu orang (pasien, perawat atau keluarga)
·
Bila pasien
sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua, tiga, empat
orang dan seterusnya.
·
Beri pujian
untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien.
· Siap
mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain.
Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan
terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.
SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal
penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan
berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain,
dan mengajarkan pasien berkenalan
Orientasi
(Perkenalan):
“Assalammu’alaikum ”
“Saya H ……….., Saya senang dipanggil Ibu Her …………, Saya
perawat di Ruang Mawar ini… yang akan merawat Ibu.”
“Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?”
“Apa keluhan S hari ini?” Bagaimana kalau kita
bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman S? Mau dimana kita
bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau berapa lama, S? Bagaimana
kalau 15 menit”
Kerja:
(Jika pasien baru)
”Siapa saja yang tinggal
serumah? Siapa yang paling dekat dengan S? Siapa yang jarang bercakap-cakap
dengan S? Apa yang membuat S jarang bercakap-cakap dengannya?”
(Jika pasien sudah lama
dirawat)
”Apa yang S rasakan selama S dirawat disini? O.. S merasa
sendirian? Siapa saja yang S kenal di ruangan ini”
“Apa saja kegiatan
yang biasa S lakukan dengan teman yang S kenal?”
“Apa yang
menghambat S dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang lain?”
”Menurut S apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai
teman ? Wah benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai
pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman
apa ya S ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya
tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah S belajar bergaul dengan orang
lain ?
« Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita
belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho S,
untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama
panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya S, senang
dipanggil Si. Asal saya dari Bireun, hobi memasak”
“Selanjutnya S menanyakan nama orang yang diajak
berkenalan. Contohnya begini: Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya
dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo S dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan S. Coba
berkenalan dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S bisa
melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan S bicarakan. Misalnya
tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
Terminasi:
”Bagaimana perasaan S setelah kita latihan berkenalan?”
”S tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik
sekali”
”Selanjutnya S dapat mengingat-ingat apa yang kita
pelajari tadi selama saya tidak ada. Sehingga S lebih siap untuk berkenalan
dengan orang lain. S mau praktekkan ke
pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan
hariannya.”
”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak S berkenalan dengan teman
saya, perawat N. Bagaimana, S mau kan?”
”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaiku
SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap
(berkenalan dengan orang pertama -seorang perawat-)
Orientasi :
“Assalammualaikum S! ”
“Bagaimana perasaan S hari ini?
« Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang
berkenalan »Coba sebutkan lagi sambil bersalaman dengan
Suster ! »
« Bagus sekali, S masih ingat. Nah seperti
janji saya, saya akan mengajak S mencoba berkenalan dengan teman saya perawat N. Tidak lama kok,
sekitar 10 menit »
« Ayo kita temui perawat N disana »
Kerja :
( Bersama-sama S saudara
mendekati perawat N)
« Selamat pagi perawat N, ini ingin berkenalan dengan N »
« Baiklah S, S bisa berkenalan dengan perawat N
seperti yang kita praktekkan kemarin «
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan dengan
perawat N : memberi salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan
seterusnya)
« Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada perawat
N . coba tanyakan tentang keluarga perawat N »
« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan,
S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S bisa buat janji bertemu lagi dengan
perawat N, misalnya jam 1 siang
nanti »
« Baiklah
perawat N, karena S sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali ke ruangan S. Selamat pagi »
(Bersama-sama pasien saudara
meninggalkan perawat N untuk melakukan terminasi dengan S di tempat lain)
Terminasi:
“Bagaimana
perasaan S setelah berkenalan dengan perawat N”
”S tampak bagus
sekali saat berkenalan tadi”
”Pertahankan terus
apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik lain
supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan keluarga, hobi, dan
sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain. Mari kita masukkan pada
jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali. Baik nanti S coba
sendiri. Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok.”
SP 3 Pasien : Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap (berkenalan dengan orang kedua-seorang pasien)
Orientasi:
“Assalammu’alaikum S! Bagaimana perasaan hari ini?
”Apakah S bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang”
(jika jawaban pasien: ya, saudara bisa lanjutkan
komunikasi berikutnya orang lain
”Bagaimana
perasaan S setelah bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang”
”Bagus sekali S menjadi senang karena punya teman lagi”
”Kalau begitu S ingin punya banyak teman lagi?”
”Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan
orang lain, yaitu pasien O”
”seperti biasa kira-kira 10 menit”
”Mari kita temui dia di ruang makan”
Kerja:
( Bersama-sama S saudara
mendekati pasien )
« Selamat pagi , ini ada pasien saya yang ingin
berkenalan. »
« Baiklah S, S sekarang bisa berkenalan
dengannya seperti yang telah S lakukan sebelumnya. »
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan: memberi
salam, menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang
sama). »
« Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada O»
« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan,
S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S bisa buat janji bertemu lagi, misalnya
bertemu lagi jam 4 sore nanti »
(S membuat janji untuk bertemu
kembali dengan O)
« Baiklah
O, karena S sudah selesai berkenalan, saya
dan S akan kembali ke ruangan S. Selamat
pagi »
(Bersama-sama pasien saudara
meninggalkan perawat O untuk melakukan terminasi dengan S di tempat lain)
Terminasi:
“Bagaimana
perasaan S setelah berkenalan dengan O”
”Dibandingkan kemarin pagi, N tampak lebih baik saat
berkenalan dengan O” ”pertahankan apa
yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan O jam 4 sore nanti”
”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang
lain kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari S dapat berbincang-bincang
dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam,
S bisa bertemu dengan N, dan tambah dengan pasien yang baru dikenal.
Selanjutnya S bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana S, setuju kan?”
”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan
pengalaman S. Pada jam yang sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok..
Assalamu’alaikum”
2.
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
a. Tujuan: setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat
pasien isolasi sosial
b. Tindakan: Melatih Keluarga Merawat Pasien Isolasi sosial
Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi pasien
untuk dapat membantu pasien mengatasi masalah isolasi sosial ini, karena
keluargalah yang selalu bersama-sama dengan pasien sepanjang hari.
Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat pasien
isolasi sosial di rumah meliputi:
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien.
2) Menjelaskan tentang:
- Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien.
- Penyebab isolasi sosial.
- Cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial, antara lain:
·
Membina
hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara bersikap peduli dan tidak
ingkar janji.
·
Memberikan
semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama
dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela kondisi pasien dan memberikan
pujian yang wajar.
·
Tidak
membiarkan pasien sendiri di rumah.
·
Membuat
rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien.
3) Memperagakan cara merawat pasien dengan isolasi
sosial
4) Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat yang
telah dipelajari, mendiskusikan yang dihadapi.
5) Menyusun perencanaan pulang bersama keluarga
SP 1 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada keluarga
tentang masalah isolasi sosial,
penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
Peragakan kepada pasangan saudara komunikasi dibawah ini
Orientasi:
“Assalamu’alaikum
Pak”
”Perkenalkan saya perawat H, saya yang merawat, anak
bapak, S, di ruang Mawar ini”
”Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?”
” Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana keadaan anak S sekarang?”
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah
anak Bapak dan cara perawatannya”
”Kita diskusi di
sini saja ya? Berapa lama Bapak punya waktu? Bagaimana kalau setengah jam?”
Kerja:
”Apa masalah yang Bp/Ibu hadapi dalam merawat S? Apa yang
sudah dilakukan?”
“Masalah yang dialami oleh anak S disebut isolasi sosial.
Ini adalah salah satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien
gangguan jiwa yang lain”.
” Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan
orang lain, mengurung diri, kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah
menunduk”
”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman
yang mengecewakan saat berhubungan
dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan
orang–orang terdekat”
“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka
seseorang bisa mengalami halusinasi,
yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan anggota
keluarga lainnya harus sabar menghadapi S. Dan untuk merawat S, keluarga perlu
melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya
dengan S yang caranya adalah bersikap
peduli dengan S dan jangan ingkar janji.
Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan kepada S untuk bisa
melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi
pasien.”
« Selanjutnya jangan biarkan S sendiri. Buat rencana
atau jadwal bercakap-cakap dengan S. Misalnya sholat bersama, makan bersama,
rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah tangga bersama.”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk
melakukan semua cara itu”
” Begini contoh komunikasinya, Pak: S, bapak lihat sekarang kamu sudah bisa bercakap-cakap dengan orang
lain.Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak senang sekali melihat perkembangan
kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan saudara yang lain. Lalu bagaimana
kalau mulai sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu
sholat di mana? Kalau nanti di rumah, kamu sholat bersana-sama keluarga atau di
mushola kampung. Bagiamana S, kamu mau coba kan, nak ?”
”Nah coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi
seperti yang saya contohkan”
”Bagus, Pak. Bapak telah memperagakan dengan baik sekali”
”Sampai sini ada yang ditanyakan Pak”
Terminasi:
“Baiklah waktunya
sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan tadi?”
“Coba Bapak ulangi
lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda orang yang
mengalami isolasi sosial »
« Selanjutnya bisa Bapak sebutkan kembali cara-cara
merawat anak bapak yang mengalami masalah isolasi sosial »
« Bagus sekali Pak, Bapak bisa menyebutkan kembali
cara-cara perawatan tersebut »
«Nanti kalau ketemu S coba Bp/Ibu lakukan. Dan tolong
ceritakan kepada semua keluarga agar mereka juga melakukan hal yang
sama. »
« Bagaimana kalau kita betemu tiga hari lagi
untuk latihan langsung kepada S ? »
« Kita ketemu disini saja ya Pak, pada jam yang
sama »
« Assalamu’alaikum »
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah isolasi sosial langsung dihadapan pasien
Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini?”
”Bapak masih ingat latihan merawat anak Bapak seperti
yang kita pelajari berberapa hari yang
lalu?”
“Mari praktekkan langsung ke S! Berapa lama waktu
Bapak/Ibu Baik kita akan coba 30 menit.”
”Sekarang mari kita temui S”
Kerja:
”Assalamu’alaikum S. Bagaimana perasaan S hari ini?”
”Bpk/Ibu S datang besuk. Beri salam! Bagus. Tolong S
tunjukkan jadwal kegiatannya!”
(kemudian saudara
berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak, sekarang Bapak bisa mempraktekkan apa yang
sudah kita latihkan beberapa hari lalu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara
merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana
perasaan S setelah berbincang-bincang dengan Orang tua S?”
”Baiklah, sekarang
saya dan orang tua ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan
keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
Terminasi:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi? Bapak/Ibu sudah
bagus.”
« «Mulai sekarang Bapak sudah bisa melakukan cara
merawat tadi kepada S »
« Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk
mendiskusikan pengalaman Bapak melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari.
Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang
Pak »
« Assalamu’alaikum »
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
”Karena besok S sudah boleh pulang, maka perlu kita
bicarakan perawatan di rumah.”
”Bagaimana kalau kita membicarakan jadwal S tersebut
disini saja”
”Berapa lama kita bisa bicara? Bagaimana kalau 30
menit?”
Kerja:
”Bpk/Ibu, ini jadwal S selama di rumah sakit. Coba
dilihat, mungkinkah dilanjutkan di rumah? Di rumah Bpk/Ibu yang menggantikan
perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah
perilaku yang ditampilkan oleh anak Bapak selama di rumah. Misalnya kalau S
terus menerus tidak mau bergaul dengan orang lain, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera
hubungi perawat K di puskemas Indara Puri, Puskesmas terdekat dari rumah Bapak,
ini nomor telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx
”Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau
perkembangan S selama di rumah
Terminasi:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal
kegiatan harian S untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K di PKM
Inderapuri. Jangan lupa kontrol ke PKM sebelum obat habis atau ada gejala yang
tampak. Silakan selesaikan administrasinya!
E. Evaluasi
1.Kemampuan pasien dan keluarga
PENILAIAN
KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA
PASIEN
DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL
Nama pasien : .................
Ruangan :
...................
Nama perawat:...................
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (V) jika
pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini.
2. Tuliskan tanggal setiap
dilakukan supervisi
No
|
Kemampuan
|
Tanggal |
|||
A
|
Pasien
|
||||
1
|
Menyebutkan penyebab isolasi sosial
|
||||
2
|
Menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang
lain
|
||||
3
|
Menyebutkan kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain
|
||||
4
|
Berkenalan dengan satu orang
|
||||
5
|
Berkenalan dengan dua orang atau lebih
|
||||
6
|
Memiliki jadwal kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain sebagai salah satu kegiatan harian
|
||||
7
|
Melakukan perbincangan dengan orang lain sesuai jadwal
harian
|
||||
B
|
Keluarga
|
||||
1
|
Menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala isolasi sosial
|
||||
2
|
Menyebutkan cara-cara merawat pasien dengan isolasi
sosial
|
||||
3
|
Mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan isolasi
sosial
|
||||
4
|
Menyebutkan tempat rujukan yang sesuai untuk pasien isolasi sosial
|
2.Kemamapuan perawat
PENILAIAN
KEMAMPUAN PERAWAT
DALAM
MERAWAT PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
Nama pasien : .................
Ruangan :
...................
Nama perawat:...................
Petunjuk pengisian:
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan
menggunakan instrumen penilaian kinerja (No 04.01.01).
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris
nilai SP.
No
|
Kemampuan
|
Tanggal
|
||||||
A
|
Pasien
|
|||||||
SP I p
|
||||||||
1
|
Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
|
|||||||
2
|
Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan
berinteraksi dengan orang lain
|
|||||||
3
|
Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain
|
|||||||
4
|
Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
|
|||||||
5
|
Menganjurkan
pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang
lain dalam kegiatan harian
|
|||||||
Nilai SP I p
|
||||||||
SP II p
|
||||||||
1
|
Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
|
|||||||
2
|
Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan satu orang
|
|||||||
3
|
Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian
|
|||||||
Nilai SP II p
|
||||||||
SP III p
|
||||||||
1
|
Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
|
|||||||
2
|
Memberikan kesempatan kepada berkenalan dengan dua orang atau lebih
|
|||||||
3
|
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
|
|||||||
Nilai SP III p
|
||||||||
B
|
Keluarga
|
|||||||
SP I k
|
||||||||
1
|
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
|
|||||||
2
|
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
|
|||||||
3
|
Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial
|
|||||||
Nilai SP I k
|
||||||||
SP II k
|
||||||||
1
|
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan
isolasi sosial
|
|||||||
2
|
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien isolasi sosial
|
|||||||
Nilai SP II k
|
||||||||
SP III
|
||||||||
1
|
Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah
termasuk minum obat (discharge
planning)
|
|||||||
2
|
Menjelaskan
follow up pasien setelah pulang
|
|||||||
Nilai SP III k
|
||||||||
Total nilai : SP p + SP k
|
||||||||
Rata-rata
|
F. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap
tahap proses keperawatan yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi tindakan keperawatan, dan evaluasi.
1. Pedoman Pengkajian Isolasi sosial
3. Hubungan Sosial
Masalah
keperawatan: --------------------------------------------------------------
|
G. Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi
aktivitas kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan isolasi sosial adalah:
1. TAK sosialisasi
yang terdiri dari tujuh sesi yaitu:
a. Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri
b. Sesi 2: Kemampuan berkenalan
c. Sesi 3: Kemampuan bercakap-cakap
d. Sesi 4: Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
e. Sesi 5: Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
f. Sesi 6:
Kemampuan bekerjasama
g. Sesi 7: Evaluasi kemampuan sosialisasi
Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut di
atas dan format evaluasinya dapat dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi
Aktivitas Kelompok
H. Pertemuan Kelompok Keluarga
Asuhan
keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan m,elaksanakan
pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih
rinci panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga
dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di modul
khusus yang membahas pertemuan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar